Facebook Umumkan Penyebab Kerusakan Drone Aquila

Facebook Umumkan Penyebab Kerusakan Drone AquilaFacebook pada November kemarin mengumumkan drone raksasanya, Aquila, harus mengalami kegagalan struktural saat melakukan uji coba penerbangan. Kini penyebabnya sudah terungkap.

Sejak awal diumumkan Aquila mengalami kerusakan karena ada kegagalan dari sisi teknis sebelum ia mendarat, Facebook kerap mengatakan masih dalam tahap investigasi.

Baru-baru ini National Transportation Safety Board (NTSB) mengumumkan, penyebab kerusakan tersebut adalah angin kencang.

Angin kencang pada saat itu mencapai 18 knot, lebih tinggi 7 knot dibanding prediksi tim teknisi Facebook.

Pihak NTSB mengatakan, fitur autoland pada Aquila tidak berfungsi dengan normal sehingga mengakibatkan drone berbobot 400 kilogram ini seakan kehilangan arah.

Mengutip situs Digital Trends, manuver Aquila membuatnya terbang lebih cepat melebihi batasnya yakni 40 kilometer per jam. Hal ini membuat sayap sebelah kanannya berputar tanpa kendali.

“Fungsi autopilot gagal melacak kecepatan udara dan jalur mendarat secara bersamaan. Autopilotnya juga seakan memberi prioritas berlebih terhadap jalur mendarat tanpa mengurangi kecepatan terbang,” terang pihak Facebook dalam pernyataan resminya.

Facebook turut menambahkan, perusahaan akan memperbaiki desain Aquila yang nantinya bekerja untuk proses pendaratan lebih pelan dan mulus.

Selain desain, Facebook juga akan merombak peranti lunak yang bakal lebih apik lagi dalam melacak kecepatan udara dibanding ketinggian terbang.

Perubahan desain dan peranti lunak ini akan langsung diterapkan di Aquila generasi kedua yang pengembangannya telah dimulai oleh Facebook sendiri.

Drone Aquila memang terbilang menarik perhatian lantaran tujuannya yang mulia, yaitu menyebarkan koneksi internet ke seluruh pelosok dunia.

Bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa Mark Zuckerberg menawarkan program konektivitas jaringan internet untuk daerah terpencil di Indonesia menggunakan Aquila.

Aquila tergolong besar untuk sebuah drone. Lebar sayapnya setara pesawat Boeing 737, yakni sekitar 42 meter.

Aquila diklaim mampu terbang selama 90 hari dan bakal mengangkasa di ketinggian 20 sampai 30 kilo meter sehingga tidak mengganggu pesawat komersial, dan diklaim tidak terpengaruh cuaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *