Simbol di Balik Cahaya Obor Asian Games

Simbol di Balik Cahaya Obor Asian GamesBukan kebetulan bila Yogyakarta menjadi kota tempat start untuk kirab obor (torch relay) Asian Games XVII 2018 di Jakarta-Palembang. ‘’Dari berbagai perspektif, pilihan kepada Yogyakarta itu saya kira tepat,’’ ujar Nyoman Shuida, Deputi Koordinasi Bidang Kebudayaan (Kemenko PMK) saat ditemui di kantor Kemenko PMK di Merdeka Barat Jakarta, Kamis (19/07/2018)

Kirab obor memang digulirkan dari keraton Yogyakarta, dengan pelari pertamanya adalah Retno Lestari Priansari Marsudi. Menteri Luar Negeri RI yang alumnus UGM itu membawa obor seberat 2,5 kg itu sejauh 300 sebelum dialihkan ke pelari lain. Setelah menjalani kirab di Kota Yogyakarta,  torch relay Asian Games itu akan melanjutkan perjalanan ke 53 kota di 18 provinsi dengan menempuh jarak sekitar 18.000 km selama sebulan.

Bagi Nyoman, torch relay itu lebih dari sekedar tradisi dalam olah raga. ‘’Ada dari kirab obor Asian Games itu,’’ katanya. Dalam berbagai budaya, nyala api di kepala obor sering dianggap mewakili hal-hal yang positif, seperti semangat juang, lambang ilmu pengetahuan, gerakan pencerahan, juga simbol persahabatan. ‘’Belakangan nyala obor juga menjadi simbol kesetaraan, perdamaian dan  toleransi,’’ Nyoman Shuida menambahkan.

Nyala obor Asian Games XVII itu juga istimewa. Nyalanya merupakan gabungan dari api dari Stadion Dhyan Chand, New Delhi, India, dan api abadi dari Mrapen. Yang di New Delhi api diambil dengan cermin parabola sedangkan yang dari Mrapen bersumber dari api abadi yang seperti keluar dari perut bumi. Kedua api disatukan dalam satu obor di Prambanan dalam sebuah prosesi yang disaksikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menko PMK Puan Maharani.

Dengan segala keunikan prosesinya ini, Nyoman Shuida melihat banyak makna simbolik dengan menempatkan kota Yogyakarta sebagai tempat bergulirnya torch relay. ‘’Penyatuan api itu juga simbol akulturasi, pertautan budaya,’’ Nyoman menambahkan.

Sekiranya, tocrh relay itu dimaknai sebagai kirab yang membawa simbol persahabatan, perdamaian dan toleransi, kata Nyoman, adalah hal yang cocok bila prosesi itu dimulai dari Jogya. ‘’Selama puluhan tahun, bahkan ratusan tahun, Jogya menjadi kota tempat bertemu dan berpautnya banyak budaya, dan semua berlangsung dalam suasana damai, penuh persahabatan dan selalu menjaga toleransi,’’ kata Nyoman pula.

Dengan torch relay yang menempuh perjalanan ke berbagai kota itu, Nyoman mengharapkan masyarakat bisa merasakan sentuhan semangat api olah raganya, sekaligus merasakan simbol obor Asian Games yang membawa pesan persahabatan, perdamaian dan toleransi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *