Jusuf Kalla Ingatkan, Jangan Terlalu Over Optimistis Akibat Survei

Jusuf Kalla Ingatkan, Jangan Terlalu Over Optimistis Akibat SurveiAKSI. Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Jusuf Kalla mengingatkan seluruh tim sukses tidak terbuai oleh hasil survei sejumlah lembaga. Diketahui, sejumlah lembaga menempatkan pasangan capres cawapres nomor urut 1 itu mengungguli rivalnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

“Saya ingatkan, jangan terlalu over optimistis akibat survei (elektabilitas),” ujar Jusuf Kalla dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) TKN di Hotel Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (27/10/2018).

Semakin Tinggi Kalla kemudian merujuk pada dua peristiwa yang terjadi di Amerika Serikat dan Inggris, 2016 lalu. Di Negeri Paman Sam 2016 lalu, sejumlah lembaga survei menjelang pemilihan presiden menempatkan elektabilitas Hillary Clinton pada posisi unggul dibandingkan Donald Trump.

Kalla menyebut, dari 9 lembaga survei, hanya satu lembaga yang menempatkan Trump unggul atas Hillary. Kondisi itu, lanjut Kalla, membuat kubu Hillary terbuai dan menjadi lengah. “Sementara Trump terus mengkampanyekan kebangkitan Amerika di saat Hillary berbicara ekonomi global dan sebagainya.

Trump berbicara kepentingan rakyat Amerika, memagari (perbatasan dengan) Meksiko. Itu menimbulkan semangat internal masyarakat Amerika,” ujar Kalla.

Akhirnya, pemilih Hillary merasa bahwa jagoannyalah yang pasti memenangkan pemilu. Oleh sebab itu, banyak yang akhirnya tidak menggunakan hak pilihnya karena terlampau yakin. Pemilu pun dimenangkan oleh Trump yang berpasangan dengan Michael Richard Pence.

Sementara di Inggris tahun 2016, juga ada peristiwa serupa, yakni keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Kalla menyebut, berdasarkan hasil survei, 90 persen masyarakat Inggris berpendapat sebaliknya. Namun rupanya hal itu benar-benar terjadi. “Kita juga harus tetap bekerja keras. Harus berpendapat, kita ini 50:50. Karena, kalau tidak begitu, anda bekerja tidak terlalu serius karena sudah yakin menang. Akhirnya pemilih itu tidak ke TPS. Kalau cuma satu suara enggak apa-apa, bagaimana kalau 10 juta? 50 juta?” lanjut Kalla.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *