Mahasiswa Minta Percepatan Infrastruktur Selaras dengan Kemanusiaan

Mahasiswa Minta Percepatan Infrastruktur Selaras dengan KemanusiaanRembuk Aktivis yang digelar oleh forum diskusi Radical Movement dengan tajuk Infrastruktur Dikebut, Utang Negara Semakin Gendut ini banyak menyoroti Kebijakan Presiden Jokowi yang menggenjot percepatan infrastruktur namun bertumpu pada utang.

Rabitul Umam kordinator dari diskusi ini pada awal pembukaan mengatakan, “saya menyayangkan Pak Jokowi yang terkesan menganggap enteng beban utang negara yang semakin menggunung dengan mengatakan tidak apa hutang negara meningkat untuk infrastruktur, karena hutang negara yang semakin besar itu dengan kondisi fiskal kita yang masih lemah akan sangat berbahaya secara jangka panjang”.

Lebih lanjut Umam mengatakan, “Pak Jokowi memberi harapan manis bahwa percepatan infrastruktur yang dibiayai dari utang itu untuk menyerap tenaga kerja, tapi realitanya angka pengangguran di Indonesia menurut BPS mencapai 7,4 juta jiwa. Belum lagi banyak infrastruktur jalan yang dikebut malah banyak memakan korban jiwa karena roboh. Maka saya mohon kepada bapak Jokowi untuk berhenti memberi Angin Sorga kepada rakyat”

Acara diskusi yang dihadiri oleh para Aktivis perwakilan dari berbagai organisasi ekstra kampus (PMII, IMM, GMNI) dan organisasi intra kampus (Dema Universitas UIN Jakarta) ini dimulai pada pukul 19.00 WIB bertempat di Intermezo Coffe. Sedangkan pembicara utama dari diskusi ini adalah pengamat ekonomi Salamudin Daeng.

Dalam diskusi tersebut Abdurrahman Wahid, Ketua Umum PMII Cabang Ciputat berpendapat bawa mahasiswa saat ini harus kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dapat menyengsarakan rakyat, seperti halnya ambisi percepatan infrastruktur yang kurang terukur dengan kondisi perekonomian nasional yang mesih lemah.

Adi dari Wakil Presiden Dema UIN Jakarta mempunyai pandangan bahwa bisa jadi kebijakan pembangunan infrastruktur yang dikebut ini hanya untuk kepentingan politik pencitraan menjelang pilpres 2019.

Selaras dengan pendapat Wahid dan Adi, Hafidz perwakilan dari IMM cabang Ciputat mangatakan bahwa ambisi percepatan infrastruktur Pak Jokowi telah banyak melanggar kemanusiaan, contohnya pembangunan Banda di Kulon Progo Yogyakarta.

Berbeda dengan tiga aktivis di atas adalah perwkilan dari GMNI yang mengatakan, “Pak Jokowi adalah presiden yang berani mengambil resiko demi percepatan infrastruktur, dan pak Jokowi pantas untuk disebut sebagai bapak infrastruktur.”

Salamudin Daeng, sebagai pembicara utama dalam diskusi ini mencoba melihat persoalan infrastruktur ini dari kacamata gelobal. Menurutnya persolan pembangunan infrastruktur yang terjebak dalam utang luar negeri ini sebenarnya adalah dampak dari kekacauan ekonomi gelobal, terutama imbas dari ekonomi cina. “ini bukan salah Pak Jokowi seratus persen, ini juga dampak dari program MP3EI presiden SBY yang tidak terselesaikan, dan kesemuanya ini merupakan akibat dari jebakan dari permainan elit kapitalis gelobal” kata Daeng.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *