Tommy Soeharto Dicecar Gegara Bicara KKN

Tommy Soeharto Dicecar Gegara Bicara KKNKetua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) mendapat serangan balik soal pernyataannya yang menyebut KKN semakin parah pascareformasi. Tommy menyebut utang luar negeri juga kian besar.

“Reformasi janjikan KKN hilang, tapi nyatanya makin parah. Utang luar negeri semakin besar. Investasi asing pun semakin dimanja,” kata Tommy, kepada wartawan di Hotel Lorin, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/7).

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta Tommy berkaca ke era Orde Baru. Utang luar negeri era orba juga besar dan krisis moneter berkepanjangan.

“Sebaiknya ngaca dulu ke era Orba. Lahirnya reformasi itu karena masyarakat muak, KKN merajalela dan jurang kemiskinan sangat lebar,” ujar Wasekjen PPP Achmad Baidowi.

Sementara, anggota Dewan Pakar NasDem Teuku Taufiqulhadi menduga Tommy selama ini tidur sehingga tak tahu realitas. Taufiqulhadi meminta Tommy melihat kondisi bangsa saat Presiden Soeharto memimpin.

“Wah, agaknya Bapak Tommy baru terjaga dari tidur panjang. Ke mana saja beliau selama Bapaknya beliau berkuasa,” ujar Taufiqulhadi.

Partai Hanura juga menyerang Tommy Soeharto. Tommy diminta tak sembarang bicara.

“Tommy sangat paham tentang KKN karena di era Soeharto dia terlibat langsung bukan?” ujar Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir.

“Tapi dia tidak bisa merasakan KKN tersebut karena dulu dilakukan secara terang-terangan dan didukung oleh pemerintahan Soeharto dan setelah reformasi tidak demikian,” imbuh Inas.

Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily meminta Tommy berkaca dan menyinggung kejatuhan Presiden Soeharto. Ace juga menyindir Tommy dengan istilah ‘menampar diri sendiri’.

“Seharusnya Mas Tommy mengaca diri sendiri. Saya khawatir itu terkait dengan diri sendiri. Ada istilah begini, bermain air didulang, terpercik muka sendiri,” kata Ace.

Sedangkan PDIP menyebut Tommy sedang bernostalgia. Tommy dinilai memakai ukuran berbeda dalam membandingkan era.

“Tommy sedang bernostalgia, membangun krida masa depan atas dasar kenangan masa lalu,” kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno, Senin (23/7).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *