Mokhammad Gun Gun yang Muda yang Berkarya

Mokhammad Gun Gun yang Muda yang BerkaryaJadilah generasi muda yang turun tangan, bukan tunjuk tangan. Pencari solusi bukan pemaki-maki. Generasi yang ber-karya, bukan bermudharat. Generasi tangan diatas, bukan tangan dibawah.

Demikian diungkapkan oleh Calon Legislatif Provinsi Jabar 2 nomor urut 2 dari Partai Berkarya, Mokhammad Gun Gun Gunanjar saat menghadiri acara sikronisasi Partai Berkarya DPD Kabupaten Cianjur di Hotel Ayola Cipanas (Rabu 14/11).

Menurut dia, tidak ada yang bisa memisahkan pemuda dari politik, bahkan, sejak Indonesia merancang perlawanan kepada para penjajah untuk merebut kemerdekaan, pemuda-lah yang mempelopori. Diawali lahirnya gerakan Budi Utomo, hingga kongres Pemuda yang sempat beberapa kali gagal digelar, karena penjajah tahu kekuatan pemuda yang sebenarnya.

“Namun, semua itu tidak dapat menghentikan perjuangan pemuda Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Jalur politik satu-satunya solusi setelah dibarengi dengan perlawanan fisik yang melelahkan membuahkan hasil. Soekarno dan Moh. Hatta berhasil memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, tidak terlepas dari tindakan berani para pemuda kala itu. Tidak bisa dibayangkan, apakah Indonesia akan merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, seandainya para pemuda tidak menculik kedua tokoh proklamator itu ke Rengas Dengklok,” paparnya.

Dan setelah kemerdekaan direbut, lanjut dia, para pemuda tidak lepas begitu saja menjalankan “roda pedati” bangsa ini. Banyak tokoh pemuda yang ikut mempertahankan kemerdekaan Negara ini. Meski lama kelamaan, jiwa pemuda dan pemuda sendiri seakan terlepas dari catur perpolitikan bangsa ini, seperti hilang ditelan bumi. Kadang muncul, kadang tenggelam, kadang bersuara menentang kesewenang-wenangan, namun kadang diam terkung-kung karena sudah mendapat bagian.

“Bahkan, hampir dari semua Parpol di Indonesia, tidak ada seorang pemuda yang menduduki jabatan strategis dalam structural partai, apalagi mengharapkan mereka duduk mewakili aspirasi rakyat. Dan karena al seperti inilah, aspirasi rakyat yang berjiwa muda, yang concern akan perkembangan zaman dan teknologi, yang peduli akan hal ‘didepan’, tidak tersalurkan dengan baik,” paparnya.

Namun, tambahnya, satu hal yang juga patut disayangkan, dan mungkin saja menjadi penyebab ‘mandek’nya partisipasi pemuda dalam kancah perpolitikan di Indonesia adalah, gagap politik yang masih belum sepenuhnya bisa dihilangkan dari diri pemuda Indonesia. ‘gagap politik’ maksudnya bukan sama sekali tidak mengenal politik. Bahkan, bisa dipastikan bahwa 80% pemuda Indonesia tertarik dibidang politik, dan hampir setenghanya menjadi anggota parpol, bahkan menjadi pengurus partai politik. Dan banyak juga partai politik yang sudah meng-aktifkan Barisan Muda-nya, dengan tujuan menyaring para pemuda yang tertarik politik, mendidiknya dengan pelatihan kader yang mumpuni, dan diharapkan akan ‘matang’ menjadi politikus penerus.

“Tapi, apakah semua hal yang dilakukan para partai tersebut sudah membuat para pemuda berkarya dengan baik? Atau malah menunggunya kehilangan semangat muda, bahkan cenderung mewarisi sikap politisi nakal sebelumnya? Disinilah letak ‘gagap-nya’ pemuda dalam menyikapi politik. Terkadang, banyak pemuda yang masuk partai hanya untuk ‘keren-kerenan’, bukan untuk menemukan jati diri dan memberikan solusi,” ujarnya.

“Dan yang lebih parah, para pemuda yang masuk politik karena tergila-gila dengan jabatan, iri dengan hidup mewah para politisi nakal, dan ingin merasakan bagaimana menjadi seorang pejabat tanpa memiliki visi hidup yang menghidupi. Mereka hanya terpana dengan semboyan politik “who get what” yang salah diartikan,” ujarnya lagi.

Igun sapa diakrab mengungkapkan, menjadi politisi harus seperti apa dan seharusnya menjadi apa, tidak pernah lagi terfikirkan. Apakah menjadi negarawan, atau tetap menjadi politisi sejati, yang dipertontonkan kebanyakan politisi kita saat ini. Keluar masuk ruang persidangan karena kasus korupsi dan suap-menyuap, bahkan, setelah menjadi politisi, bukan semangat mudanya yang muncul, melainkan kenakalan remaja sehingga terjebak Narkoba dan wanita.

“Abraham Lincoln pernah berkata, untuk menguji seseorang, beri ia jabatan. Dan pengertian kata-kata inilah banyak pemuda yang terjebak, sehingga jati dirinya bisa diketahui. Meski ada satu atau dua orang yang duduk sebagai wakil rakyat, diplomat, pejabat Negara yang masih muda dan berjiwa muda, namun hal ini belum lah mewakili suara pemuda secara keseluruhan, bahkan, suara dan tindakan mereka nyaris tidak terdengar,” ungkapnya.

“Yang lebih menggelikan lagi, bahkan orang tua lah yang memiliki jiwa muda itu saat ini. Yang peduli dengan kaum muda dan perkembangannya, dan yang percaya bahwa pemuda lah yang harusnya di kader menjadi penerus bangsa ini, sehingga orang-orang ber’nilai’ dan ber-integritas tinggi lebih lama memimpin bangsa ini, karena dipegang oleh kaum muda,” demikian Mokhammad Gun Gun Gunanjar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *