Ssst….Politisi Sedang Terjangkit ‘Doraemon Sindrom’

 Ssst....Politisi Sedang Terjangkit 'Doraemon Sindrom'Untuk Indonesia, adalah sangat tidak mungkin saat ini mempunyai pemimpin seperti Vladimir Putin, yang sudah pasti menganut komunis dan sosialis, yang sangat bertentangan dengan sikap rakyat Indonesia terhadap paham politik Rusia, karena adanya luka sejarah pada peristriwa G 30 S/PKI.

Sementara bila ingin seperti pemimpin Singapura Lee Kuan Yew, juga sangat tidak mungkin karena kultur masyarakat Singapura sangat jauh berbeda. Juga luas negara, Singapura hanya berupa titik kecil yang tidak kelihatan di dalam peta dunia ukuran satu meter. Sementara Indonesia begitu luasnya diapit dua samudra besar, Pasifik dan Samudra Indonesia. Menjadi pemimpin di Singapura, sepertinya tidak serumit menjadi pemimpin di Indonesia, yang cukup konsentrasi kepada pembangunan ekonomi maka urusan sudah selesai.

Juga tidak mungkin seperti pemimpin Turki. Erdogan pasti akan menangkap orang-orang yang menentang sikapnya. Tidak peduli, rakyat biasa, tentara, polisi, ulama, mahasiswa, politisi dan siapa saja, akan digulung bila mencoba menentangnya. Itu terbukti ketika upaya kudeta beberapa waktu lalu, ribuan orang ditangkap, dan entah berapa jumlah korban nyawa. Erdogan adalah seorang diktator di abad modern ini.

Tetapi sesungguhnya, bila dibawa ke masalah psikologi, mereka yang menginginkan seseorang menjadi orang lain, masuk dalam gangguan kejiwaan bernama sociopathy atau antisosial. Pribadi yang seperti ini biasanya akan selalu sinis, cenderung tidak mempunyai perasaan, kurang merasa empati, kerap menghina orang lain entah itu penderitaan, hak maupun perasaan.

Ciri-ciri sociopathy, kurangnya rasa menyesal atau bersikap acuh tak acuh, cepat marah dan cukup agresif, dan kurang bisa menyesuaikan diri dengan adanya norma sosial yang berlaku di masyarakat.

Tetapi saya lebih menyukainya dengan menyebutnya sedang terjangkit sindrom Doraemon. Sesuai karakternya, Doraemon dengan kantong ajaibnya bisa memberikan sesuatu yang diinginkan orang lain, terutama orang terdekat, sementara dia sendiri meyakini tidak bisa melakukannya. Lagipula itu hanya ada dalam film kartun.

Di saat politisi di negara sendiri menghendaki pemimpin seperti pemimpin negara lain, sementara negara lain menghendaki negaranya dipimpin oleh seseorang yang seperti pemimpin Indonesia. Di masa lalu, banyak sekali negara yang berharap negaranya dipimpin oleh orang seperti Soekarno.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *