Teror Selandia Baru, KAHMI: Bukti Teroris Tak Beragama

Teror Selandia Baru, KAHMI: Bukti Teroris Tak BeragamaKemarin, hari Jumat (15/3), kaum Muslim di Indonesia dan dunia dikagetkan dengan berita penembakan brutal terhadap kaum Muslimin yang sedang menjalankan ibadah salat Jumat di masjid Al-Noor dan masjid Linwood di daerah Christchurch Selandia Baru. Pelakunya adalah Brenton Tarrant, seorang warga negara Australia dari negara bagian New South Wales bersama tiga rekannya.

Dunia pantas kaget karena Selandia Baru yang selama ini diklaim sebagai salah satu tempat paling nyaman di muka bumi dengan tingkat zero corruption-nya tiba-tiba terpapar terorisme. Surat kabar The Sydney Morning Herald melaporkan 49 orang tewas dalam tragedi Jumat Berdarah ini dan puluhan lainnya menderita luka berat.

Menyikapi insiden tersebut, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan mengutuk keras aksi biadab tersebut.

“Sebagai bagian dari umat Islam di Indonesia dan saudara seiman Islam, kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada kaum Muslimin yang wafat dalam peristiwa penembakan di Christchurch Selandia Baru tersebut. Peristiwa penyerangan membabi-buta tanpa ampun yang dilakukan oleh sekelompok ektremis sayap kanan ini jelas mencederai nilai kebebasan beragama, kemanusiaan dan keadaban dunia,” ujar Hamdan Zoelva selaku koordinator presidium KAHMI dalam keterangan persnya yang diterima redaksi, Sabtu (16/3).

Atas dasar itu, KAHMI mengutuk keras tindakan ektrem di luar batas kemanusiaan tersebut sebagai bentuk terorisme, pembunuhan massal dan kejahatan atas kemanusiaan. “Kami menuntut agar para pelakunya segera diadili dan dihukum dengan hukuman yang seberat-beratnya sesuai yursdiksi negara Selandia Baru,” ujarnya.

Sehubungan dengan itu, kami juga menyampaikan apresasi yang tinggi kepada pihak pemerintah Selandia Baru PM Selandia Baru, Mrs. ME. Jacinda Ardern yang dengan segera mengeluarkan pernyataan beberapa saat setelah kejadian. Demikian juga kesigapan kepolisian dan pihak keamanan Selandia Baru yang sangat cepat bergerak dan dapat mengatasi situasi. PM Ardern juga menyampaikan pernyataan yang sangat simpatik bahwa “kaum Muslim yang berada di dalam masjid bukanlah migran melainkan “kita”, rakyat Selandia Baru.”

Pernyataan ini, lanjut Hamdan sekaligus menepis pernyataan Fraser Anning, anggota parlemen Federal Australia yang berkomentar miring soal semakin meningkatnya imigran Muslim di Selandia Baru sebagai penyebab aksi penembakan itu. PM Ardern bahkan mengutuk tindakan biadab Brenton Tarrant dan tiga pelaku lainnya : “Mereka tidak punya tempat di Selandia Baru bahkan di dunia.”

Kami juga mengapresiasi PM. Australia Scott Morrison yang marah dan mengutuk keras serangan yang terjadi. Baginya pemerintah Australia, ini adalah tindakan oknum ekstremis, teroris-sayap-kanan, yang telah merenggut nyawa, mencaplok kehidupan secara kejam terhadap warga Selandia Baru dan mereka layak dihukum berat.

“Respon kedua Perdana Menteri di atas menandakan bahwa teroris dan atau terorisme bukan milik satu golongan agama saja. Selama ini stigma teroris dan terorisme selalu dikaitkan dengan umat Islam. Namun tragedi Jumat Berdarah di Selandia Baru dan beberapa tragedi sebelumnya di Asia, Eropa, Amerika termasuk di Indonesia, menyimpulkan bahwa tindakan teror bisa dilakukan oleh siapa saja dengan latar belakang apa saja. Kaum teroris tak beragama dan tindakan ekstrem mereka bertentangan dengan nilai keadaban dan kemanusiaan,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *