Surabaya Layak Jadi Kota Percontohan

Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia ini, layak jadi percontohan kota-kota lainnya di Indonesia, capainnya yang  jadi finalis Guangzhou International Awards telah menjadikan kota pahlawan tersebut sebagai satu-satunya perwakilan Asia Tenggara di ajang penghargaan internasional itu.

Ajakan untuk mencontoh kota berlambang buaya dan hiu itu disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Bidang Kebudayaan di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Nyoman Shuida di Jakarta (05/12)

“Walikota, Pemkot dan warga kota Surabaya adalah keteladanan bagi Indonesia, program revolusi mental pula sepertinya sudah menjadi rutinitas harian mereka, ayo rek contoh Surabaya,” tutur Nyoman yang juga pegiat Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Menghubungkan prestasi Surabaya dengan revolusi mental bagi Nyoman itu bukan tanpa alasan, sebab menurutnya, revolusi mental adalah sebuah gerakan perubahan yang didasarkan pada keteladan pemimpin dan juga penerapan prinsip-prinsip utama revolusi mental, yakni integritas, etos kerja dan gotong royong.

“Pencapaian Surabaya adalah buah manis dari komitmen untuk berintegritas, bekerja keras dan bergotong royong untuk perubahan. Keterlibatan aktif warga Surabaya dalam merespon program-progam pemkot tentang pengelolaan sampah, penataan kota dan juga menjalankan inovasi-inovasi pelayanan publik adalah keteladan yang memang harus ditiru,” jelas Nyoman.

Terkait dengan pengelolaan sampah, Nyoman berpendapat, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo Kota Surabaya, ternyata mampu menyulap timbunan sampah di landfill jadi energi listrik. Untuk prosesnya, TPA Benowo memanfaatkan berton-ton sampah untuk proyek Landfill Gas Powerplant yang menghasilkan kapasitas listrik 2 Mega Watt per hari, sekitar tiga per empatnya terhubung langsung dengan PLN untuk keperluan kebutuhan listrik masyarakat.

Sebagai informasi tambahan, inovasi bayar tiket bus kota dengan sampah botol plastik air kemasan jadi torobosan yang menarik dalam penerapan program daur ulang. Surabaya memang berupaya terus menerapkan secara masif program 3R (Reuse, Reduce dan Recycle), “Untuk manajemen sampah, Surabaya ini Swedia-nya Indonesia,” kata Nyoman lagi.

Lebih lanjut, Nyoman pun optimis bahwa citra Indonesia yang dianggap sebagai negara dengan penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah China akan memudar jika tiap daerah di Indonesia mengerti dan menjalankan pengelolaan sampah yang benar dan mencontoh Surabaya.

Sementara itu, Surabaya punya 300 lebih ruang terbuka hijau yang asri dan menyegarkan mata dan pikiran, jembatan-jembatan kota yang tertata rapih serta deretan pohon-pohon rindang turut berjejer menghiasi jalan-jalan kota pahlawan tersebut. “Saya yakin keasrian Surabaya juga disebabkan oleh perilaku tertib warganya, seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan aksi vandalisme atau perusakan fasilitas publik yang sudah ada,” kata Nyoman.

Menurut Nyoman, yang terbaru dan sedang viral adalah di sepanjang Jalan Gubernur Suryo di Surabaya bermekaran bunga-bunga indah yang berasal dari pohon tabuya namun terlihat seperti sakura yang mekar di musim semi, “Seperti di Jepang, coba deh ke Surabaya,” tutur Nyoman.

Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ini rajin menciptakan inovasi-inovasi dalam berbagai bentuk pelayanan dan program. Di antara inovasinya adalah, pelayanan publik 6 in 1 Online. Nyoman menjelaskan jika pelayanan tersebut berupa pengurusan akte lahir, kematian, surat pindah datang, surat pindah keluar, perkawinan dan perceraian secara online dan bisa dilakukan dengan mudah melalui Smartphone.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *