Kemenko PMK Apresiasi Pelayanan Ibadah Haji 2018

Kemenko PMK Apresiasi Pelayanan Ibadah Haji 2018“Ruang untuk memperbaiki pelayananan haji semakin sempit karena kualitas pelayanan haji dari hulu ke muara sudah membaik,” kata Agus Sartono di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK)  Jakarta, Selasa (04/9)

Menyelisik pelayanan haji 2018, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Keagamaan Kemenko PMK, Prof Agus Sartono menilai bahwa kinerja Kemenag dalam menjalankan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji sudah sangat maksimal. “Saya sangat mengapresiasi kinerja Kemenag yang dipimpin Bapak Lukman Hakim Saifuddin; Beliau adalah sosok berkomitmen tinggi dan menjadi teladan yang sangat baik dalam penyelenggaran haji,” ungkapnya.

Penilaian Prof. Agus Sartono, bukan hasil pengamatan dari menara gading; Ia yang sekaligus anggota Amirul Hajj 2018 melihat secara detail bagaimana kualitas paripurna Kemenag dalam melayani tamu Allah di Arab Saudi. Ia bisa membandingkan kualitas pelayanan sejak tahun 2011 hingga 2018.

Menurutnya, terdapat beberapa indikator keberhasilan penyelenggaraan haji 2018. Pertama, pemondokan dan akomodasi, jarak tempuh antara pemondokan dengan Masjdil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah yang sangat dekat, “Di Mekah, ada yang berjarak 700 meter dari Masjidil Haram, malahan di Madinah ada yang bersebelahan dengan Masjid Nabawi. Sampai-sampai jamaah haji khusus merasa iri atas fasilitas jamaah haji biasa, sudah dekat hotelnya berbintang 5 lagi,” Ia melanjutkan, selama di Makkah, bagi jamaah yang pemondokannya jauh dari Masjdil Haram disediakan Bus Shalawat yang beroperasi 24 jam dan sangat nyaman.

Kedua, perbaikan layanan keimigrasian sehingga ada efisiensi waktu dengan fast track. Fast track merupakan inovasi percepatan keimigrasian yang hanya membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit. Proses pengambilan sidik jari dan biometrik dilakukan di Indonesia dan jamaah tidak perlu harus mengantri di imigrasi saat kedatangan. Sebelumnya jamaah harus mengantri 4-5 jam setibanya di Arab Saudi.  “Alhamdulillah, jemaah kita banyak yang puas dengan inovasi ini, fast track pula memanjakan jemaah dalam pelayanan bagasi,” terangnya.

Ketiga, pelayanan katering atau konsumsi di Arab Saudi, “bisa dibayangkan, lebih dari 7,6 juta box makanan yang kita berikan untuk jemaah haji Indonesia,” Soal menu, Prof Agus berkelakar bahwa terdapat keluhan jemaah karena terlalu banyak daging sehingga kolesterol naik, padahal semua itu sudah diperhitungkan oleh ahli gizi. Menu makananpun diusahakan khas Indonesia. “Bahkan hotel mendatangkan juru masak dari Indonesia,”

Lalu ia menambahkan, terdapat pengawasan khusus supaya mutu gizi benar-benar terjamin dan mampu menunjang kegiatan ibadah haji. Tim pengawas tidak segan-segan menyegel tempat penyimpanan bahan makanan yang tidak sesuai perjanjian. Begitu juga jika ditemui makanan yang tidak sesuai maka diminta untuk diganti.

Khusus untuk jamaah haji yang meninggal, terdapat santunan dan untuk prosesnya Profesor Bidang Keuangan ini menerangkan bahwa ahli waris tidak perlu repot sebab Kemenag sudah mengatur supaya proses klaimnya mudah.

Ia pun mengakui perbaikan pelayanan haji ini juga karena ada perhatian intensif dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. “Terima kasih atas pelayanan, infrastruktur dan hospitality yang memuaskan,” ucapnya.

Namun, bukan berarti penyelenggaran haji tahun 2018 tanpa evaluasi, menurut Prof Agus, ada upaya dari pemerintah Indonesia untuk memperluas penerapan fast track dan pelayanan biometrik ke semua embarkasi. Pemerintah pula akan mengatur konfigurasi ticketing supaya lebih efisen dan usulan kepada pemerintah Saudi terkait peningkatan daya tampung di Mina.

Di akhir, Prof Agus mengungkapkan, disela-sela mendampingi Menteri Agama mabid di Mina, ia mengusulkan agar simultan saat menyampaikan laporan pelaksanaan haji 2018 kepada DPR RI, sekaligus disampaikan “Prognosa Biaya Penyelenggaraan haji 2019”. Dengan harapan dapat dibahas lebih awal, ”Syukur-syukur dapat diputuskan pertengahan Januari 2019. Dengan demikian Kemenag memiliki waktu lebih besar lagi untuk melakukan persiapan,” pungkasnya.

   

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *