Kemenko PMK: Bisa Saja Batik Menjadi Busana Global Seperti Jeans

Kemenko PMK : Bisa Saja Batik Menjadi Busana Global Seperti JeansKementerian Koordiantor bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mendorong Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk menjadikan Asian Games 2018 sebagai ajang promosi ekonomi kreatif yang berbasis kebudayaan. ‘’Ini kesempatan bagus untuk promosi dan berbisnis,’’ ujar Nyoman Shuida, Deputi bidang Kordinasi Kebudayaan di Kemenko PMK.

Nyoman mengatakan bahwa Asian Games 2018 itu akan dihadiri kontingen dari 45 negara dengan sekitar 16.500 atlet dan ofisial. Penonton yang akan hadir di venue-venue cabang olah raga (cabor) diperkirakan mencapai 2 juta orang, termasuk 200.000 yang datang sebagai suporter dari negara-negara peserta. Belum lagi 11.500 sukarelawan yang akan membantu panitia penyelenggara. ‘’Venue-venue, hotel, food court, akan ramai. Ini peluang bagus untuk produk-produk yang punya sentuhan etnik,’’ Nyoman menambahkan.

Semua pihak membuka pintu bagi UKM (Usaha Kecil dan Menengah) untuk hadir berperan serta. Namun Nyoman mengingatkan lahan di sekitar venues, wisma atlet, dan hotel-hotel, tidak bisa digunakan begitu saja oleh pelaku UKM. Justru di sinilah diperlukan kehadiran Pemprov, Pemkot atau Pemkab, untuk mengatur penempatan lokasi UKM itu. ‘’Agar mudah diakses tapi tidak mengganggu ketertiban umum dan kepentingan lalulintas,’’ Nyoman menambahkan.

Berkaca dari Asian Games 2014 di Korea Selatan, Nyoman mengingatkan banyaknya pengunjung di event Asian Games, produk UKM yang berbasis pada kebudayaan akan mendapat perhatian besar dari pengunjung. Industri kerajinan seperti rotan, batik, wayang, busana tradisional, menurut Nyoman, akan menarik perhatian. Begitu halnya dengan produk kuliner lokal seperti bakso, rendang, sate, cakalang fufu, nasi campur Bali, punya potensi menarik selera pengunjung. Dari semua itu, harapan besar Nyoman pada industri batik. ‘’Bukan mustahil, batik suatu saat bisa menjadi busana global seperti jeans,’’ katanya, Selasa, (31/7)

Dari promosi barang itu, Nyoman berharap pula muncul permintaan jasa, seperti tour guide, hospitality (perhotelan) dan transportasi,yang semua terangkai dalam industri industri pariwisata  “Seperti instruksi Ibu Menko PMK Puan Maharani, momentum promosi pariwisata Asian Games ini harus dimaksimalkan untuk kepentingan jangka panjang sektor UKM Indonesia,” ungkap Nyoman  di Kantor Kemenko PMK, Jalan Merdeka Barat, Jakarta

Selanjutnya, Nyoman juga mengharapkan UKM memanfaatkan kehadiran media pers luar negeri sebagai ajang promosi. Ribuan wartawan akan membanjiri Jakarta dan Palembang selama Asian Games berlangsung. “Banyak angle menarik di industri kreatif kita yang tidak terekspos oleh media asing, tinggal cara kita membungkus produk tersebut menjadi lebih menarik,” ujar Nyoman.

Asian Games bukan hanya milik Jakarta dan Palembang. Nyoman mengharapkan agar daerah-daerah lainnya bersiap menggelar lapak potensi mereka. “Selain memeriahkan Asian Games para wisatawan mancanegara itu bisa jadi punya rencana lain, seperti berkunjung ke berbagai tempat wisata di Indonesia,” tutur Nyoman. Lebih jauh, ia memandang bahwa Asian Games ini adalah kesempatan bagus untuk ekspor budaya “Pemerintah berharap pasca Asian Games ini ada ekspor budaya nasional kita sehingga bisa dapat mengikuti jejak langkah, Korea, Jepang dan Thailand dengan diplomasi budaya mereka sehingga budaya Indonesia menjadi bagian Global Culture” Pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *