Sering Ganti Pejabat, Garut Alami Darurat SDM

Sering Ganti Pejabat, Garut Alami Darudat SDMSistem mutasi promosi pejabat di Pemkab Garut harus mendapat perbaikan dalam segi pembinaan. Saat ini darurat sumber daya manusia tengah dialami Pemkab Garut karena sering mengganti para pejabat.

Pemkab Garut pun melakukan lelang jabatan untuk lima posisi setingkat kepala dinas. Yakni Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim), Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo), Dinas Pendidikan, Direktur RSUD dr. Slamet, dan Kepala Badan Pendapatan Daerah. Namun dari lima lowongan tersebut, posisi Kepala Disdik dan Direktur RSUD kembali diisi pejabat lama. Rencananya pelantikan para pejabat akan dilakukan sekitar tanggal 28 sampai 30 Desember.

Bupati Garut, Rudy Gunawan, membenarkan jika dua posisi jabatan yang dilelang diisi kembali pejabat lama. Alasannya para pelamar yang mengincar kedua jabatan itu tak ada yang memenuhi persyaratan. “Disdik dan RSUD (pelamar) tak ada yang memenuhi syarat baik dari segi kepemimpinan dan syarat lainnya. Jadi kembali diisi pejabat sekarang,” ujar Rudy singkat, Senin (26/12).

Pengamat pemerintahan, Abdusy Syakur Amin, menyebut saat ini Pemkab Garut mengalami masalah dalam menentukan struktur kepegawaian. Apalagi dalam Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) yang baru, dibutuhkan sosok pimpinan yang bisa bekerja cepat. Menurut Syakur, adanya posisi jabatan yang sudah dilelang namun kembali diisi pejabat lama tak menjadi langkah maju.

“Jika sudah dilelang dan ada calon yang memenuhi syarat seharusnya bisa diisi oleh yang bersangkutan. Bukannya memilih lagi pejabat lama. Makanya sistem promosi ini yang harus bisa diperbaiki,” ucap Syakur.

Rektor Universitas Garut itu menyebut jika Pemkab Garut tak memiliki banyak pilihan untuk menentukan posisi para pejabat. Padahal secara teoritis ada ribuan PNS yang bisa mengisi lowongan tersebut. Artinya saat ini ada masalah dalam menentukan kepegawaian karena tak optimalnya pembinaan.

“Jika sistem tak baik maka yang hebat dan buruk kinerjanya tak akan kelihatan. Harus tumbuh saling percaya, menghormati, dan memahami untuk mengatasi berbagai masalah. Itu harus dicontohkan oleh bupati,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar