Isu Pencopotan Tito Sebagai Kapolri, Hoax

Isu Pencopotan Tito Sebagai Kapolri, HoaxBeredarnya broadcast seruan aksi atas nama Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Indonesia dengan tuntuntan copot Jendral Polisi Tito Karnavian sebagai Kapolri, dibantah Presidium Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Indonesia, Nadya Yulianda Putri.

Dalam keterangan tertulinya, sebagaimana diterima wartawan Senin (22/05) Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jaya Baya ini menjelaskan apa yang telah beredar tersebut tidak benar.

“Adanya aksi dengan isu penyebutan nama nama para pejabat negara itu tidak benar, dan kami pimpinan dari beberapa lembaga kampus di DKI Jakarta sepakat bahwa aksi yang kami lakukan, itu lebih mengedepankan kepentingan umum dalam rangka mewujudkan Indonesia adil dan makmur,” jelas Nadya Yulianda Putri.

Selain itu, Nadia juga menambahkan, sifat gerakan mahasiswa adalah mengedepankan sikap independensi, dan
Menyampaikan aspirasi masyarakat luas dengan cara mengkritik dan memberikan saran pada sebuah sistem kebijakan pemerintah.

“Gerakan yang dimaksudkan oleh mahasiswa bukan menyerang perorangan, tapi memberikan saran serta masukan kepada sebuah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk kemajuan bangsa dan pembangunan nasional,” tambah nadia.

Adanya tindakan oknum-oknum yang mengatas namakan Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Indonesia, lanjut Nadia, jelas tidak bisa di tolelir, sebab tujuannya sangat politis dan ingin menjatuhkan kapolri.

“Kami tidak mentolerir ada oknum oknum yang mengatas namakan BEM RI, untuk tujuan- tujuan politis ingin menjatuhkan kapolri, jendral Polisi Tito Karnavian, kami meyakini kapolri masih on the track dalam menegakkan hukum,” lanjut Nadia.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya sebelum Harkitnas nama Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Indonesia, telah tersebar, akan melakukan aksi di Harkitnas dengan tuntutan copot Kapolri dan Presiden Jokowi.

Berikut ini pernyataan sikap Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Indonesia.

Salam Mahasiswa

Memperhatikan broadcast seruan aksi yg berisi tuntutan. Mendesak presiden utk mereshufle Kapolri Tito Karnavian yang di nilai gagal memimpin mabes polri yang mengatasnamakan Presedium BEM RI atas nama Nadya Yulianda Putri,
sesungguhnya seruan tersebut tidak benar dan itu Hoax.
Karena itu,

BEM RI tidak bertanggungjawab dan kami akan segera mencari tau siapa saja yang terlibat dan menyebarkan seruan aksi Hoax tersebut.(20/5)

Sehubungan dalam rangka memperingati hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 2017, BEM RI peduli akan pentingnya merayakannya sebagai bentuk tanggungjawab mahasiswa untuk memperkokoh kebangsaan kita dalam rangka menjaga dan memelihara keutuhan NKRI.

Kami juga memahami dalam rangka harkitnas tersebut akan banyak kelompok masyarakat mengeluarkan pernyataan sikap dari berbagai elemen gerakan baik dari kalangan mahasiswa, Ormas/Okp maupun Organisasi – organisasi kemasyarakatan lainnya.

Mulai dari penyampaian menolak kebijakan pemerintah yang kritis terhadap kebijakan ataupun yang mendukung kebijakan pemerintah yang akan disampaikan ke Istana Presiden ataupun yang akan di sampai ke Gedung DPR RI.

Sifat Gerakan mahasiswa adalah mengedepankan sikap independensi.
menyampaikan aspirasi masyarakat luas Indonesia dengan mengkritik sebuah Sistem Kebijakan pemerintah dan memberikan saran serta masukan untuk kemajuan bangsa Indonesia adalah hal yg demokratis sebagai bentuk partisipasi mahasiswa dalam rangka menopang kebijakan pembangunan nasional.

Akan tetapi, kami tidak mentolerir ada oknum oknum yg mengatasnamakan BEM RI, untuk tujuan- tujuan politis ingin menjatuhkan kapolri, Jendral Polisi Tito Karnavian. Padahal kami meyakini kapolri masih on the track dalam menegakkan hukum di wilayah RI, dimana kinerja polri dalam penegekan hukum dapat diselesaikan dgn baik.

Dalam hal ini, saya Nadia Yulianda selaku Presedium BEM RI, yang saat ini menjabat sebagai Presiden di Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jayabaya, tidak membenarkan adanya Aksi dengan isu penyebutan nama nama para pejabat negara.

Kami pimpinan dari beberapa lembaga kampus di DKI Jakarta sepakat bahwa aksi yg kami mengedepan kepentingan umum dalam rangka mewujudkan Indonesia adil dan makmur, mengusung soal Kesejahteraan ekonomi, penegekan supremasi hukum.

Kami hanya menuntut perbaikan sistem bernegara, bukan menyerang orang perorang. karna kami mahasiswa berfikir dan bergerak untuk bangsa dan negara.

Ingat. Kami Bukan pasukan Nasi Bungkus.

 

Goler Isme

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *