Rita Tila Berbagi Ilmu dan Wawasan Lewat “Sekar Gending”

Rita Tila Berbagi Ilmu dan Wawasan Lewat "Sekar Gending"Kesibukan artis tenar Pop Sunda, Rita Tila, bertambah satu lagi. Selain menyanyi dan mengajar di ISBI (Institut Seni dan Budaya Indonesia) Bandung, artis cantik ini sejak tahun 2017 mengasuh acara “Sekar Gending” di stasiun TV lokal Bandung, iChannel.

“Bermula dari obrolan waktu ada liputan Ramadhan 2017. iChannel mengajak saya bikin program budaya. Saya mengajukan ide talkshow yang intinya ‘yang muda yang berbudaya’. Dalam kemasannya tidak terpaku kepada satu narasumber saja, seperti hanya dari kelompok profesi penyanyi saja, tapi terbuka juga pengamat, budayawan, pencipta lagu, penggiat kerajinan, dan banyak lagi. Jadi, cakupannya luas,” papar Rita kepada wartawan Aksi.co, Minggu (12/08/18).

“Selain itu,” tambah Rita dibarengi senyum, “Diselipkan juga lagu-lagu Sunda, dan yang nyanyinya saya. Sebagai host, saya juga punya tandem, namanya Jatnaya, sebagai selingan hiburan ditengah-tengah pembahasan yang bermuatan knowledges dan edukasi,”.

Pemilik hit Pop Sunda “Teuteup Jeung Imut” ini merasa bangga diberi kepercayaan mengasuh “Sekar Gending” yang tayang setiap Kamis dan Jumat pukul 19.00 WIB.

“Bangga sekali dan mengembalikan kenangan sewaktu dulu selama tiga tahun jadi host regular program Pasosore TVRI Jabar, dan jadi additional host di beberapa stasiun TV lokal Bandung,” tutur artis asal Sukabumi ini.

Tentang makna Sekar Gending, Rita menjelaskan, “Sekar Gending atau ada pula yang menyebut karawitan campuran adalah sekaran yang diiringi dengan gendingan. Itu makna dari Sekar Gending. Tapi, dalam acara Sekar Gending iChannel ini dimasukan muatan edukasi serta knowledges tentang seni dan budaya yang disampaikan oleh para narasumber dari berbagai kalangan,”.

“Manfaat acara ini, bisa berbagi ilmu, wawasan dan pengalaman bagi masyarakat, karena Sekar Gending selain menampilkan seni dan budaya yang kita tahu sebelumnya juga mengedepankan kearifan lokal yang ada d Jawa Barat. Diharapkan acara ini bisa menstimulus para kreator untuk terus berkreatifitas, terus berkarya dan bisa terus melestarikan seni budaya Sunda,” papar artis yang belum lama ini menuntaskan Program Magister di ISBI Bandung, dengan tesis berjudul “Laga Lage Lagu”.

“Laga artinya Aksi, Lage artinya Menari, Lagu artinya sebuah rangkaian notasi atau nada menjadi suatu suguhan yang sudah dikemas/disusun dan sudah memiliki ritme.
Sebetulnya mengambil fenomena eksistensi para sinden terdahulu hingga penyanyi saat ini,” papar sinden yang sudah melanglang-buana ke empat benua ini.

 

Yosie Wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed