Sorgum Simbol Kerja Keras dan Kemandirian Masyarakat Ende

Sorgum Simbol Kerja Keras dan Kemandirian Masyarakat EndeWalaupun masih banyak masyarakat yang belum mengenal tanaman sorgum, para petani sorgum harus terus memelihara optimisme sehingga. Dengan adanya optimisme ini, maka keberlangsungan tanaman sorgum sebagai salah satu komoditas penting di Indonesia dapat terus dijaga. “Saya sangat bangga dengan kerja keras dan gotong royong para petani sorgum yang ada di Kabupaten Ende ini dan saya mendorong agar semangat ini dapat terus dijaga sehingga semakin banyak masyarakat yang mengenal dan mengkonsumsi sorgum” jelas Marbawi dari Sekretariat Revolusi Mental Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) di sela-sela acara Revolusi Mental Dalam Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan.

Marbawi menjelaskan pemerintah akan terus mendorong pengembangan sorgum sebagai komoditas penting yang dapat digunakan sebagai panganan utama dan ciri khas budaya dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Diharapkan dengan kolaborasi antara petani dan pemerintah, sorgum dapat menjadi warisan pangan yang merepresentasikan budaya asli Indonesia khususnya NTT. “Pemerintah siap dan mendukung pengembangan sorgum di NTT. Bagi pemerintah, pengembangan sorgum merupakan kunci pelestarian sorgum sebagai komoditas panganan berbasis budaya di Provinsi NTT” ungkap Marbawi.

Selanjutnya, Marbawi juga mengapresiasi petani sorgum dan juga Maria Loretha sebagai Ketua Perhimpunan Petani Sorgum untuk Kedaulatan Pangan yang merupakan contoh nyata dari gerakan revolusi mental untuk terus mengembangkan dan melestarikan sorgum. “Pengembangan dan pelestarian sorgum ini bukanlah hal yang mudah dan selama proses tersebut pasti ditemukan hambatan serta rintangan. Saya mengapresiasi kerja keras para petani sorgum dan juga Ibu Maria Loretha yang sudah berusaha keras dan tanpa Lelah. Mereka adalah simbol tindakan nyata revolusi mental yang mencerminkan semangat pantang menyerah dan gotong royong” papar Marbawi.

Dalam acara ini, diresmikan juga Kafe Lepa Lio yang menjual berbagai panganan berbasis sorgum. Menurut Marbawi, Kafe Lepa Lio dapat menjadi sarana untuk terus memupuk kemandirian para petani sorgum dalam memasarkan berbagai produk olahannya. “Dengan adanya Kafe Lepa Lio, maka para petani dapat menjual berbagai produk olahannya kepada masyarakat dan ini merupakan implementasi dari Gerakan Indonesia Mandiri sehingga diharapkan para petani dapat memajukan panganan berbasi sorgum dan juga menerima manfaat dari hasil penjualan tersebut” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *