Pendaftaran Beasiswa Stuned Dipermudah Dengan Sistem Online

Pendaftaran Beasiswa Stuned Dipermudah Dengan Sistem OnlineSejak tahun 2000 Nuffic Neso Indonesia telah diberi kepercayaan oleh Kedutaan Besar Belanda untuk mengelola beasiswa Stuned. Dan sampai saat ini lebih dari 4.000 masyarakat Indonesia telah merasakan pendidikan & pelatihan di Belanda dengan dana dari beasiswa StuNed. Tahun ini untuk pertama kalinya pendaftaran beasiswa Stuned menggunakan sistem Online, oleh karena itu dalam rangka mengumumkan pembukaan beasiswa untuk program Master keberangkatan September 2017 dan mensosialisasikan sistem pendaftaran online, Nuffic Neso Indonesia menyelenggarakan sesi informasi beasiswa di beberapa kota di Indonesia. Hari ini (Jumat, 3 Feb) diadakan di dua kota yaitu di Surabaya yang diselenggarakan di Universitas Kristen Petra dan di Yogya diselenggarakan di Universitas Islam Indonesia. Menyusul di kota Bandung pada tanggal 7 Februari 2017, yang akan diselenggarakan di Institut Teknologi Bandung.

Beasiswa StuNed

Beasiswa ini merupakan bagian dari kebijakan kerjasama pembangunan pemerintah Belanda yang bertujuan untuk mendukung pencapaian “UN Millenium Development Goals” 2016. Melalui StuNed, warga negara Indonesia berkesempatan untuk kuliah program Master selama 1-2 tahun dan untuk program Short Course selama 2-12 minggu.

Beasiswa StuNed terbuka untuk semua program studi internasional yang diselenggarakan di Belanda. Pada saat sesi Informasi di UK Petra Surabaya, Direktur Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker, menyebut kriteria seleksi StuNed menitikberatkan pada faktor keunggulan (excellence) dan keterkaitan dengan area prioritas kerjasama bilateral Indonesia-Belanda, yaitu bidang Perdagangan Internasional, Keuangan dan Ekonomi, Keamanan & Penegakan Hukum, Agro Pangan dan Hortikultura, Transportasi dan Logistik, Sektor Medis, dan Air.

Dengan pertimbangan untuk memberikan kemudahan bagi para pelamar dan menghindari kesalahan pengelola beasiwa dalam memasukan data pelamar serta turut serta dalam penyelamatan lingkungan, maka mulai tahun 2017, pendaftaran Beasiswa StuNed dilakukan secara online. Tim Koordinator Beasiswa, Indy Hardono, saat presentasi di Kampus UII Yogya mengatakan pelamar tidak perlu lagi mengirimkan berkas administrasi ke kantor Nuffic Neso Indonesia karena mulai tahun 2017 sistem pendaftaran beasiswa stuned menggunakan aplikasi online (online application system) yang dapat diakses melalui http://nesoindonesia.or.id/stuned Tenggat waktu pendaftaran adalah 1 April 2017. Dengan aplikasi online, pelamar dimudahkan untuk mengajukan aplikasi supaya tepat waktu dan meminimalisir aplikasi tidak sampai tujuan. Diharapkan jumlah aplikasi dan kualitas pendaftar akan meningkat, di samping manajemen program yang lebih efektif.

Program Co Funding Stuned

Sarah Spronk, Education Advisor Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia yang turut serta menghadiri sesi informasi di UK Petra Surabaya dalam sambutannya menjelaskan mengenai pentingnya investasi untuk peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan. Oleh karena itu sebagai bagian dari kerjasama bilateral antara Belanda-Indonesia, pemerintah Belanda menawarkan Beasiswa seperti program StuNed dan NFP. Beasiswa untuk sekolah ke Belanda juga ditawarkan oleh pemerintah Indonesia melalui beasiswa LPDP, BUDI, beasiswa Unggulan, beasiswa Kominfo, dan selain itu masih banyak lagi peluang beasiswa untuk sekolah ke Belanda, seperti melalui Program OTS, Holland Scholarship, Erasmus + dll.

Menurut Direktur Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker, setiap tahunnya sekitar 200-300 pelajar Indonesia diberangkatkan ke Belanda dengan beasiswa StuNed baik untuk program Master, Short Course maupun Tailor Made Training. Dan untuk memberikan lebih banyak kesempatan bagi pelajar Indonesia belajar di Belanda, maka selain menawarkan program beasiswa penuh, mulai tahun 2016 Stuned juga menawarkan program Co-Funding, dimana pelamar beasiswa diberikan kebebasan menggabungkan sumber dana yang dimiliki untuk studi dan tinggal di Belanda. Sumber dana yang dapat digabung dengan program StuNed dapat berasal dari institusi tempat bekerja, universitas di Belanda, maupun pribadi. Dengan skema ini Mervin mengharapkan jumlah pelajar Indonesia yang dapat dikirim ke Belanda dengan beasiswa StuNed dapat meningkat menjadi 300-400 pelajar setiap tahunnya. Walaupun demikian dalam proses seleksi, kami tetap fokus kepada keunggulan individu dan keterkaitan program studi yang dipilihnya dengan prioritas kerjasama pembangunan.

Studi dan Kerja di Belanda

Acara sesi informasi di Surabaya dibuka oleh Rektor Universitas Kristen Petra, Prof Rolly Intan, MASc DrEng. Dalam sambutannya Rektor UK Petra mengkonfirmasi keunggulan studi di Belanda dan bagusnya kualitas pendidikan yang ditawarkan Belanda. “UK Petra sudah lama menjalin kerja sama dengan banyak universitas di Belanda, mahasiswa UK Petra banyak yang kami kirim ke Belanda dan setiap tahunnya sekitar 30 mahasiswa dari universitas di Belanda menjalani perkuliahan di UK Petra”. Program kerjasama antara UK Petra dan Universitas di Belanda pertama kali dimulai dengan program eksistente, dimana pada tahun terakhir masa perkuliahan, mahasiswa UK Petra dapat menjalankannya di universitas di Belanda. Tujuan dari program ini selain memberikan pengalaman studi di Belanda juga agar mahasiswa Indonesia dapat merasakan pengalaman kerja di Belanda dengan program internship/magang. Namun banyak mahasiswa UK Petra yang akhirnya tidak pulang dan justru melanjutkan kerja di Belanda. Rektor UK Petra berpesan kepada para peserta yang hadir, jika mereka mendapat kesempatan untuk studi di Belanda jangan lupa untuk pulang dan membantu Indonesia membangun negeri.

Menanggapi hal tersebut, Sarah Spronk mengatakan bahwa Belanda adalah negara terbuka dan salah satu karakteristik pendidikan di Belanda adalah memberikan kebebasan dalam memilih. Oleh karena itu walaupun harapan hasil dari program beasiswa Stuned adalah untuk membantu pembangunan di Indonesia, namun tidak ada satu pasal dalam kontrak beasiswa StuNed yang menyatakan ikatan terhadap penerima beasiswa setelah mereka mengenyam pendidikan di Belanda. Sehingga para penerima beasiswa dapat dengan bebas melanjutkan karirnya sesuai dengan peluang yang didapatkannya.

Mervin Bakker memberikan beberapa alasan tentang mengapa memilih Belanda sebagai tujuan studi, antara lain: tingginya kualitas institusi pendidikan Belanda, banyaknya program studi internasional yang ditawarkan sehingga para pelajar internasional tidak diwajibkan belajar Bahasa Belanda, lingkungan studi yang internasional, dan khusus untuk mahasiswa Indonesia karena adanya kedekatan budaya dan sejarah antar kedua negara maka dapat merasa seperti ‘di rumah sendiri’(home away from home).

Mervin menambahkan, pemerintah Belanda memang membuka akses kepada para pelajar internasional di Belanda untuk mendapat pekerjaan di Belanda. Dengan adanya kebijakan visa pencari kerja (visa Zoekjaar) yang berlaku selama 3 tahun setelah lulus dari Belanda, maka pelajar internasional akan mendapat kesempatan lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan di Belanda maupun di Eropa. Dan Mervin berpendapat jika para pelajar internasional dapat merasakan pengalaman kerja di Belanda atau di Eropa, maka pada saat mereka pulang ke negaranya, hasil yang didapat justru menjadi paket lengkap karena merupakan gabungan dari ilmu, cara mengaplikasikannya, dan bisa jadi mendapat modal finansial untuk membangun usaha di negaranya. Berdasarkan pengamatannya, walaupun sudah mendapat pekerjaan di Belanda, pada akhirnya mayoritas orang Indonesia akan memutuskan pulang ke negaranya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *