Keragaman Merupakan Kekuatan dan Potensi Untuk Jaga Persatuan Bangsa

Keragaman Merupakan Kekuatan dan Potensi Untuk Jaga Persatuan BangsaKeragaman merupakan sebuah kekuatan penting untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia di tengah berbagai tantangan yang saat ini sedang dihadapi.

“Masyarakat Indonesia harus menyadarai bahwa keragaman merupakan kekuatan dan potensi utama untuk dapat menjaga persatuan dan keutuhan bangsa dan harus terus dipelihara agar Indonesia tetap utuh dan kuat menghadapi berbagai tantangan” jelas Prof. Paulus Wirutomo Anggota Tim Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam Sekolah Harmoni Indonesia di Hotel Arum Jaya, Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Menurut Prof. Paulus, keragaman yang termaktub dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika juga memiliki nilai penting lainnya yang harus terus dipupuk dan dipelihara. Keragaman yang dimiliki Indonesia harus diikuti juga dengan semangat bertoleransi antar masyarakat. “Keragaman merupakan sebuah harmoni yang dimiliki oleh Indonesia dan harus diikat kuat dengan semangat toleransi dari seluruh masyarakatnya” ungkap Prof. Paulus.

Prof. Paulus juga menyoroti peran revolusi mental yang dapat bersinergi dan menjadi solusi di tengah-tengah krisis karakter yang mendera bangsa Indonesia.

“Bangsa Indonesia saat ini mengalami permasalahan mental yang mendorong munculnya berbagai masalah baru diantaranya krisis karakter, intoleransi dan lainnya. Oleh sebab itu revolusi mental penting untuk diterapkan” papar Prof. Paulus Wirutomo.

Keragaman juga merupakan keniscayaan yang harus selalu disyukuri oleh seluruh Masyarakat Indonesia. Melalui keragaman inilah, kehidupan berbangsa dapat menjadi lebih indah dan bermakna. “Indonesia memiliki berbagai macam etnis, bahasa, agama, keyakinan, dan kepercayaan serta adat istiadat yang harus dihormati. Kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan keragaman ini kehidpan berbangsa dapat menjadi lebih berarti dan juga lebih indah” ungkap Prof. Paulus.  

Prof. Paulus menekankan pentingnya pengelolaan keragaman ini sehingga potensi konflik dapat dicegah. Dengan demikian, keragaman ini dapat dikembangkan secara positif sebagai kekuatan utama yang dapat mendorong persatuan dan kesatuan bangsa.

“Keragaman ini tentu saja harus dikelola agar tidak menjadi sumber konflik dalam masyarakat. Perlu ada upaya persuasif yang terus-menerus agar potensi konflik dan prasangka antar kelompok masyarakat semakin berkurang” jelas Prof. Paulus.

Sekolah Harmoni Indonesia (SHI) merupakan hasil kerjasama antara Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). SHI berfokus pada pembangunan karakter bangsa, khususnya pemuda untuk mendukung persatuan Indonesia. Selama tahun 2018, SHI telah diselenggarakan di Padang, Sumatera Barat dan di Mamuju, Sulawesi Barat. Kegiatan SHI yang diselenggarakan pada 28-30 September 2018 diikuti oleh seluruh kelompok agama dan etnis yang ada di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *