Jurnalis Peduli Citarum Kukuhkan Keanggotaan

Jurnalis Peduli Citarum Kukuhkan KeanggotaanBerlokasi di Sekertariat, tepatnya di Jl. Situ Cileunca No 17 Cijagra Kota Bandung, puluhan pewarta yang tergabung pada Jurnalis Peduli Citarum, curhat dan angkat bicara (23/5/2018), mengukuhkan nasibnya. Yang dibahas tak lain, seusai acara buka bersama – merintis pembentukan badan hukum bagi JPC.

“Ini poin penting pertemuan ini. Secepatnya dilaporkan ke para pihak di Satgas Citarum. Gubernur Jabar sebagai Dan Satgas, Menko Maritim selaku Koordinator Sungai Citarum, juga Sesjen Wantannas,” papar Setio SH, MH yang malam itu dikukuhkan rekannya, secara bulat tanpa benjol sedikit pun sebagai Ketua JPC (2018-2023).

Hadir dalam pertemuan itu sedikitnya 27 jurnalis dari berbagai organisasi profesi kewartawanan di seputaran kota Bandung.”Di sini tidak ada media apa pun yang melatar-belakanginya. Semua fokus mengajak warga, mendukung dan mewujudkan pesan utama Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum,’ papar Herry KS yang dikenal sebagai salah satu jurnalis senior PWI Bandung –“Saya tak merasa sendirian di sini. Yang sudah-sudah tinggalkan saja. Dulu itu seakan hanya perjuangan sektoral, sekarang bergabung, tambah kuat jadinya.”

Tio Gila !

Menarik disimak dalam pertemuan yang dianggap luar biasa oleh para pewarta sendiri, tersebab tak sedikit talah lama mengungkap pemasalahan sungai sepangjang kira-kira 298 Km, yang melewati 12 kota dan kabupaten mulai Kabupaten Bandung hingga Kabupaten Bekasi di utara Jawa Barat, telah muncul semacam frustrasi, karena dalam 10 tahun terakhir masih berlabel sungai terkotor sedunia. Hebatnya, muncul pernyataan dari Adi Raksanagara, pewarta senior yang dikenal punya 1001 kiat menggerakkan massa:

“Tio ini memang gila ! Sejak Desember 2017 menghimpun para pewarta tanpa lelah, lalu mereka digiring mendampingi prajurit Siliwangi di lapangan. Padahal pewarta ini paling susah diatur. Tersebab, Bung Tio (sapaan akrab Ketua JPCH) inilah, kita jadi bersatu. Ini biasa di luar, eh maksudnya amazing ..,” katanya sambil menambahkan semacam rumus “matematikan” baru – ”Siapa tahu orang gila dikali orang gila menjadi waras…!”

Sementara itu Martika Edison, Agus Cheppy, Stanley Teguh, Banu, Shahadat Akbar, Igun, Ucok, dan Dedi Rosadi, ini di antaranya para pewarta yang sempat dimintai satu persatu pendapatnya tentang rintisan badan hukum dari perkumpulannya, satu pun tak ada yang mengingkari:

“Ini riungan paling top selama berkarir. Nasib kita jadi ada kepastian, karena bersatu” tutur Arbim dari Media Suara Nasional yang diamini rekannya sambil mengangguk-anggukan kepala tanda setuju seperti diperagakan Dedi Rosadi, Ahmad, Wahyudin, Acep Dimulya, dan Sabrina dari Media Xpresi.

Lainnya Kang Isur pewarta senior dan Bagoes Rintohadi yang malam itu berhalangan hadir, ketika dikontak dan dilapori ada progress JPCH berbadan hukum:

”Mendukung penuh, penting demi kekuatan kita,” jelas Kang Isur yang di seberang telepon terdengar sedikit “menggerung” tersebab sedang kerokan di rumahnya –“Kalau tak masuk angin saya mau hadir ke Jl. Situ Cileunca.” (HS/SA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *