GWPU Datangi MWA, Desak Pertimbangkan Calon Rektor Unpad

GWPU Datangi MWA, Desak Pertimbangkan Calon Rektor Unpad Guliran keprihatinan atas tahapan yang menghasilkan tiga kandidat rektor Unpad, yaitu Aldrin Herwany (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Atip Latipulhayat (Fakultas Hukum), dan Obsatar Sinaga (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), rupanya makin menguat.

Gerangannya, salah satu calon yakni Obsatar Sinaga, kembali dikeluhkan oleh kelompok GWPU ( Gempungan Warga Peduli Universitas Padjadjaran). Dugaannya calon rektor ini seperti tertuang di 8 butir pernyataan sikap yang diajukan ke MWA (Majelis Wali Amanat) Unpad, pada butir ke-5, 6, dan 7 dinyatakan diduga keras telah melakukan tindakan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) kategori cukup keras. Korban KDRT ini tak lain mantan isteri Obsatar Sinaga yang telah bercerai melalui Pengadilan Agama sekitar awal tahun 2000.

Galibnya, persoalan ini telah merebak melalui medsos dan media massa, sebelum MWA Unpad menghasilkan 3 calon rektor. Keprihatinan GWPU ini di bawah Koordinator Dindin S Maolani dan Memet Hamdan yang menaungi sekitar 30 tokoh Jabar lainnya, mempertanyakan – Mengapa calon rektor yang diduga keras melakukan KDRT kategori cukup berat bisa lolos di tahapan 3 besar?

“Sama sekali kami tak berpretensi kesukuan, siapa pun rektornya selama ia mampu menyelami dan mempraktikkan nilai-nilai Ki Sunda dan nilai luhur ketauladan lainnya, tak dipermasalahkan. Lain halnya, bila ia diduga keras mempraktikkan KDRT kategori cukup berat, ini tentu kami permasalahkan secara proporsional,” papar Dindin sambil menunjukkan pernyataan sikap yang sudah diajukan ke MWA.

Amunisi Bagi MWA ?

Sementara itu Sekertaris Eksekutif MWA, Erri Noviar Megantara yang duduk sejajar dengan Memet Hamdan dan Dindin dalam konpers, seakan menjawab keprihatinan GWPU, menyatakan:

“Prinsipnya paparan tadi telah memperkaya kami. Ini akan dibawa ke Ketua MWA yang hari ini kebetulan tidak bisa hadir. Ibaratnya, kami seakan memperoleh amunisi, ini lebih lengkap. Nanti akan dirapatkan, semoga lebih komprehensif.”

Pada pihak lain masih di konpers ini Sam Koesoema Soemantri, Rudy Wiranatakoeaoemah, dan Iwan Ridwan Sulandjana selaku wakil dari keluarga pendiri Unpad pada era 1956, menitip pesan kepada MWA Unpad:

“Mohon marwah Unpad sebagai wadah pencetak pemimpin di Jawa Barat khususnya dan nasional umumnya, harus dipimpin oleh pemimpin yang teruji di banyak segi.”

Masih dihari yang sama secara terpisah Eka Santosa, Wakil Ketua Umum IKA Unpad 2014 – 2016 mendukung desakan GWPU ke MWA Unpad.

“Bila perlu segera saja anulir calon rektor yang jelas-jelas bermasalah. Semua itu sudah clear persoalaannya. Segera munculkan rektor baru yang bersih. Kita ini kan berpacu dengan waktu, warga Jabar butuh percepatan, termasuk konsentrasi ke pembangunan yang bermoral. Jangan, habiskan waktu karena ini, Unpad jangan dibebani,” pungkasnya.(HS/MG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *