Kongres PSSI Diharapkan Bisa Tuntaskan Masalah

Kongres PSSI Diharapkan Bisa Tuntaskan MasalahPara milik suara atau voter di Kongres PSSI berharap agar rencana penghapusan sanksi 7 klub yang akan dibahas dalam kongres tersebut bisa diputuskan dengan bijak. Kongres PSSI sendiri akan diadakan, Minggu 8 Januari 2017 di Hotel Arya Duta, Jalan Aceh.

“Kalau dari pendapat saya, jangan sampai ada perselihan lagi. Sebagaimana tujuan reformasi sepak bola Indonesia ini bisa tercapai. Apa yang menjadi kendala kita kembali bersihkan, bersih semua dari awal lagi yang nantinya akan terlihat hasilnya,” tutur Ketua PS UNI, Adeng Hudaya, saat dihubungi Sabtu 7 Januari 2017.

Seperti diketahui, 7 klub yang mendapatkan sanksi dari PSSI yaitu Persebaya Surabaya, Arema Indonesia, Persema Malang, Lampung FC, Persewangi Banyuwangi, Persibo Bojonegoro, dan Persipasi Kota Bekasi.

Adeng mengaku setuju dengan penghapusan sanksi itu, termasuk pencabutan sanksi perseorangan salah satunya adalah Heri Kiswanto. “Kalau memang ada pencabutan sanksi saya setuju, sehingga klub-klub tersebut bisa kembali mengikuti kompetisi. Karena percuma jika mereka melakukan pembinaan tetapi tidak bisa ikut kompetisi. Bahkan, beberapa klub juga memiliki pemain yang berkualitas, salah satunya Persebaya,” ujarnya.

Mantan pemain persib era tahun 80-an ini menuturkan, kepengurusan PSSI sekarang bisa membuka lembaran baru untuk perkembangan sepak bola Indonesia. Namun, jika nanti setelah dicabut sanksinya klub-klub tersebut kembali melakukan pelanggaran, maka PSSI bisa memberikan sanksi yang lebih berat. “Mari kita membuat sepak bola yang bermartabat, dan kejadian ini jangan sampai terulang kembali. Kita kembali lagi dari nol, untuk sama-sama membangun sepak bola Indonesia yang berkelas,” katanya.

Hal yang sam juga diungkapkan Ketua Persigar, Dadang Jauhar Arifin. Ia menuturkan, keputusan pencabutan sanksi tersebut harus melihat dari keputusan kongres dan kesepakatan dari para pemilik suara. “Bagi kami selama prosedurnya ditempuh dengan seharusnya tidak menjadi masalah, seperti misal nanti Persebaya kalau sanksinya dicabut maka harus mulai kembali mengikuti dari liga nusantara atau divisi utama,” ucapnya.

Dadang mengatakan, dari ketujuh klub yang dikenai sanksi ini banyak mencetak pemain sepak bola berkualitas, sehingga sangat disayangkan jika para pemain ini juga terkena imbasnya tidak bisa ikut dalam kompetisi.

“Kalau nantinya klub yang dikenai sanksi memaksa untuk ikut ke kompetisi dengan kasta yang lebih tinggi kami tidak stuju, kerana semuanya harus ditempuh sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan,” tuturnya. Dadang berharap hasil dari Kongres PSSI ini nantinya mampu menghasilkan keputusan yang berkualitas, khususnya dalam menentukan program kerja PSSI kedepan dan bisa dipertanggungjawabkan.

“Termasuk soal pemilihan pelatih Timnas harus pelatih yang berbobot dan memiliki kualitas, jangan asal-asalan. Saya berharap pemain timnas mulai dari usia 17, 29, 23, dan senior ditangani pelatih senior dengan kualifikasi tingkat dunia,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *