Sundawa Bachtiar: GGM Perlu Kajian Akademis

Sundawa Bachtiar: GGM Perlu Kajian AkademisJelang penghujung tahun 2015 gedung GGM (Gelanggang Generasi Muda) Kota Bandung di Jalan Merdeka 64 dihancurkan. Sekarang di lokasi tersebut sedang dibangun gedung baru berlantai 4.

“Insha Allah awal tahun 2019 gedung baru sudah bisa digunakan,” ungkap Ketua GGM, Sundawa Bachtiar, kepada Aksi.co pekan lalu ketika ditemui di kantor sementara GGM di Gedung KONI Kota Bandung, Jalan Jakarta.

Selain bicara tentang kegiatan regular GGM dan kegiatan di masa mendatang, pria bergelar Doktor Ilmu Sosial dari Unpas Bandung ini, juga bicara tentang profil dan aspek kelembagaan GGM.

“Saya ingin ada sebuah karya tulis tentang profil GGM dari masa ke masa. Agar publik tahu bahwa GGM punya sejarah. Dengan adanya sebuah karya tulis, publik akan tahu bagaimana perkembangan GGM sejak dirintis pada awal dekade 70an, siapa saja perintisnya, bagaimana perjalanannya selama ini, dan bagaimana kedepannya,” papar suami dari Hj. Irma Suryani dan ayahj dari dua remaja putri, Restu dan Riksa.

Mengenai aspek kelembagaan GGM, Sundawa menekankan perlunya kajian akademis.

“Saya ingin GGM ini menjurus ke badan pelayanan umum. Tapi untuk itu GGM secara finansial harus mandiri, harus bisa menghidupi diri sendiri. Disini perlunya kajian akademis, bisa tidaknya GGM menjadi badan pelayanan umum harus didasari kajian akademis, nanti rekomendasinya seperti apa,” ujar pria kelahiran Sumedang, Jawa Barat.

Unit Kegiatan

Menurut Sundawa, saat ini GGM mempunyai 33 unit kegiatan pendidikan yang terbagi dalam 3 kelompok, yaitu Seni Budaya, Olahraga dan Ketrampilan.

“Sesudah menempati gedung baru, diperkirakan akan ada 42 unit kegiatan. Sekarang sudah ada pengajuan untuk membuka pendidikan MC, Pencak Silat, Latihan Dasar Pemuda yang terbuka bagi semua Pemuda tanpa memandang latarbelakang, Tinju, dan Gulat. Youth Hostel yang menjadi ciri GGM juga tetap ada. Unit pendidikan baru yang berjalan yaitu olahraga Panahan dan peserta didiknya ada yang sudah berlaga di Porda. Itu program umum. Penyelenggaraan event budaya yang besifat kompetitif juga akan digelar, seperti Pasanggiri Calung dan Pasanggiri Pop Sunda. Festival Penyanyi Dangdut juga sudah dirancang,” papar pria yang memulai karir PNS-nya dari jenjang paling bawah ini.

GGM Tetap Sosial

Walau pun mempunyai gedung baru yang lengkap dengan auditorium berkapasitas 400 kursi, dan berlokasi di kawasan bisnis yang mempunyai citra mahal, menurut Sundawa, GGM akan tetap menjadi institusi yang berkarakter sosial.

“GGM tetap tidak akan profit oriented. GGM ini tempat membina karakter bangsa. Tempat menanamkan jiwa patriotik dan kemampuan bersaing di era modern, dikemas dengan seni budaya dan olahraga. Hanya saja, ada tuntutan kepada para mitra penyelenggara pendidikan di GGM, yaitu harus menghasilkan insan-insan berprestasi. Ekspektasi harus berbanding lurus dengan prestasi,” tandas Sundawa.

 

Yosie Wijaya


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *