DPD PSI Kota Bandung Peringati 67 Tahun KAA

DPD PSI Kota Bandung Peringati 67 Tahun KAA
DPD PSI Kota Bandung menggelar Deklarasi Kebangsaan Solidaritas dari Bandung bagi Dunia dalam rangka memperingati 67 Tahun Konferensi Asia Afrika, Kamis, (21/4/2022), di Gedung New Majestic jalan Braga No.1 Bandung.

Deklarasi Kebangsaan yang bertepatan dengan Hari Kartini, DPD PSI Kota Bandung juga mengambil tema tentang Perempuan, Toleran, dan Kepemudaan.

Beberapa tokoh PSI yang tampil membacakan Orasi Kebangsaan di antaranya, Ketua Komite Solidaritas Pelindung Perempuan dan Anak (KSPPA) PSI Karen Pooroe, Ketua DPD PSI Kota Bandung Yoel Yosaphat, Sekretaris DPD PSI Kota Bandung Gina Mardiana, Wakil Sekretaris DPD PSI Kota Bandung Alexander J Ricky, Bendahara DPD PSI Kota Bandung Lidia Merciana Suhandi, Anggota Legislatif DPD PSI Kota Bandung Christian Julianto, Anggota Legislatif DPD PSI Kota Bandung Erick Darmajaya, dan Perwakilan Jurnalis Harri Safiari.

Ketua Komite Solidaritas Pelindung Perempuan dan Anak (KSPPA) PSI Karen Pooroe atau biasa dikenal Karen Idol seusai melakukan orasi kebangsaan mengatakan, dirinya dalam orasi menyampaikan bagaimana perempuan kerap menjadi korban secara fisik, kekerasan verbal, bahkan kekerasan seksual.




“Ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di seluruh dunia, padahal perempuan adalah penentu arah kemana generasi akan berjalan,” kata Karen Pooroe, “Pemberdayaan perempuan adalah hal yang sangat penting,” ujarnya.

“Perempuan adalah orang yang betul-betul harus dihargai, kesetaraan gender sudah menjadi isu global yang kita perlukan, karena perempuan selalu didiskriminasikan,” tegas Karen Pooroe.

Lebih lanjut Karen Pooroe mengungkapkan, perjuangan KSPPA PSI tidak hanya seremonial belaka, namun diikuti oleh aksi nyata, “KSPPA selama ini terjun langsung mendampingi para korban pemerkosaan yang ada di Jawa Barat,” ujarnya.

“Maka Deklarasi Kebangsaan menjadi momen yang penting bagi kami untuk menyuarakan apa yang sudah KSPPA lakukan, terlebih oleh KSPPA Kota Bandung,” kata Karen Pooroe




Menanggapi dengan telah disahkannya UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), Karen Pooroe menyambut positif namun dengan berbagai catatan.

“Kami bersyukur UU TPKS telah disahkan, walaupun UU tersebut sudah tereduksi sangat banyak sekali dari RUU sebelumnya,” ungkap Karen Pooroe.

“Dari 152 pasal hanya 50 pasal yang kemarin dirapatkan, lalu tereduksi lagi, jadi memang keberpihakan terhadap korban masih agak abu abu dan belum ada kepastian hukum yang betul-betul mengikat,” ungkap Karen Pooroe.

“Menurut kami hukum di Indonesia belum tajam, kekerasan terhadap perempuan dan anak seperti puncak gunung es,” kata Karen Pooroe.

“Di antaranya korban banyak yang tidak mau melapor, karena banyak pertimbangan, karena dari hulu sampai hilir segala sesuatunya sulit, maka itulah yang kami dorong, dan kami dari KSPPA mendorong kepada para korban untuk berani berbicara dan kami akan dampingi mereka dari proses pelaporan sampai pendampingan psikologis hingga pemberdayaan perempuan,” pungkas Karen Pooroe.




Sedangkan Ketua DPD PSI Kota Bandung Yoel Yosaphat menjelaskan, kegiatan Deklarasi Kebangsaan yang digelar DPD PSI Kota Bandung dilaksanakan dalam rangka memperingati Konperensi Asia Afrika, dan Hari Kartini, juga untuk mengajak anak-anak muda melek politik.

“Kami ingin masyarakat Kota Bandung, Jawa Barat dan Indonesia tahu bahwa hari yang spesial ini, semua orang bisa mendapatkan makna,” kata Yoel Yosaphat.

“Ada tiga makna yang kita sampaikan, pertama, makna kita memperjuangkan kesetaraan perempuan, kedua, makna kita memperjuangkan semangat toleransi di Kota Bandung, Jawa Barat dan Indonesia, serta dunia, karena KAA ini dari Bandung untuk dunia, ketiga, semangat untuk anak-anak muda yang mungkin kurang peduli dengan politik dan kami undang untuk masuk ke dalam politik praktis supaya mereka ikut andil dalam perubahan mulai dari Kota Bandung, mungkin nanti provinsi dan nasional, yang penting mereka mau terjun,” ujarnya.

“Maka saya berharap, kegiatan ini adalah gaung di mana PSI tidak tinggal diam, PSI ada di Kota Bandung, punya semangat dan impian untuk membuat Kota Bandung menjadi lebih baik, oleh karena itu, kita butuh sosok yang progresif, transparan dan semangat muda,” pungkasnya.

Deklarasi Kebangsaan Solidaritas dari Bandung bagi Dunia yang digelar DPD PSI Kota Bandung diisi berbagai Orasi Kebangsaan.




Ketua Komite Solidaritas Pelindung Perempuan dan Anak (KSPPA) PSI Karen Pooroe dalam orasinya mengangkat tema, “Sustainable Development Goals for Woman Sebagai Masukan bagi W20”.

Ketua DPD PSI Kota Bandung Yoel Yosaphat, dalam orasinya mengangkat tema perempuan, salah satu isinya yakni DPRD dan DPD Kota Bandung bersama dengan KSPPA akan mengupayakan terbentuknya Perda Perempuan sebagai respon atas UU TPKS, serta menjadikan seluruh DPD dan DPRt sebagai Posko-Posko Pelaporan Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

Sekretaris DPD PSI Kota Bandung Gina Mardiana, dalam orasinya mengatakan, sebagai bentuk keseriusan dari DPD PSI Kota Bandung menyikapi berbagai pandangan lewat orasi-orasi kebangsaan, maka DPD PSI Kota Bandung segera membentuk Bappilu agar perjuangan yang telah disuarakan dapat segera dimulai.

Wakil Sekretaris DPD PSI Kota Bandung Alexander J Ricky, dalam orasinya mengangkat tema, “Solidaritas dari Bandung bagi Dunia”, Alexander mengatakan, Deklarasi ini adalah bentuk refleksi dunia masa kini yang tetap mencoba tidak melupakan sejarah demi masa depan yang berkelanjutan.

Bendahara DPD PSI Kota Bandung Lidia Merciana Suhandi, dalam orasinya mengajak masyarakat mengingat kembali isi Dasa Sila Bandung.




Anggota Legislatif DPD PSI Kota Bandung Christian Julianto yang merupakan anggota Legislatif termuda dalam orasinya mengangkat tema “Kepemudaan”, Christian berharap dirinya dapat menginspirasi para pemuda untuk mau terlibat di dalam kehidupan berpolitik, dan dirinya berharap anak muda kota Bandung harus peduli dengan Kota Bandung.

Anggota Legislatif DPD PSI Kota Bandung Erick Darmajaya dalam orasinya yang dilakukan secara saring mengangkat tema “Toleran”, Erick mengungkapkan, Index kota Toleran memperlihatkan data bahwa Kota Bandung tidak pernah masuk ke dalam 10 besar kota Tertolerir, Erick menambahkan, masyarakat kota Bandung harus membuktikan sesungguhnya kota Bandung adalah kota yang sangat toleran, penuh dengan kebhinnekaan, tetapi tetap dapat hidup berdampingan.

Sedangkan perwakilan Jurnalis kota Bandung Harri Safiari dalam orasi kebangsaannya mengangkat tema, “Kuli Tinta Asia Afrika”, Harri Safiari mengungkapkan, saat Konperensi Asia Afrika, lebih dari 300 Jurnalis berkumpul di Kota Bandung, untuk menyebarkan semangat dan sejarah perjuangan bangsa-bangsa di Asia Afrika.

Di akhir Deklarasi Kebangsaan, DPD PSI Kota Bandung melantik Mikhael Maestro Sebayang sebagai Ketua Bappilu DPD PSI Kota Bandung.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *