Menag Resmikan Gedung Pendidikan Profesi Guru, Rumah Tahsin dan Tahfidz UIN SGD

Menag Resmikan Gedung Pendidikan Profesi Guru, Rumah Tahsin dan Tahfidz UIN SGDDirektur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Muhammad Ramdhani, S.TP, mengajak pegawai ASN untuk mengemban misi besar kampus Islam, sehingga keberadaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung menjadi duta untuk menghargai keragaman dan perbedaan.

Dalam konteks keislaman dan keindonesiaan, keluarga besar Kementerian Agama RI telah menetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Agama sebagai bagian dari implementasi RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) Tahun 2020-2024, bahwa Moderasi Beragama merupakan komitmen untuk terus kita kawal bersama.

Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama, yang senantiasa melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.




“Saya yakin dengan adanya Pendidikan Profesi Guru, Rumah Tahsin dan Tahfidz dapat mengembangkan moderasi beragama di UIN Sunan Gunung Djati Bandung setelah selesai aspek domestik. Selama ini, yang kita kembangkan tidak ada sekat-sekat antara senior-junior. Semuanya bisa duduk dan belajar bersama tentang publikasi ilmiah, peningkatan jurnal melalui kelas menulis Fakultas Ushuluddin, bahkan untuk percepatan guru besar kita banyak belajar dari dosen muda, termasuk ketika kampus lain seperti UIN Mataram, Palembang ingin belajar sama-sama belajar meningkatkan publikasi kita kirimkan dosen muda yang produktif menulis untuk berbagai pengalaman dalam bidang menulis, publikasi pada jurnal,” tegasnya.

Melalui pembinaan pegawai ini “Saya berharap Gus Men dapat memberikan inspirasi, motivasi, agar terus meningkat akal karena pembedaan kita dengan yang lain itu tergantung pada akalnya.”

Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Mahmud, M.Si., CSEE melaporkan kegiatan pembinaan ini diikuti sekitar 200 peserta yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan dengan standar protokol kesehatan,” paparnya.




Saat ini keberadaan Rumah Moderasi Beragama di Kampus 3 UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah berkembang menjadi garda terdepan dalam mengawal dan mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama di Jawa Barat.

“Rumah moderasi beragama ini dapat menjadi tempat candradimuka para mubalig, penyuluh dan guru-guru yang moderat dalam mengajarkan Islam yang rahmatan lil alamin. Termasuk para pejabat yang ingin naik golongan harus mengukuti pelatihan dan memiliki sertifikat Rumah Moderasi Beragama. Kita ingin meng-clear-kan Jabar soal radikal, soal keberagaman, kebangsaan dan potensi masing-masing yang dimiliki dosen, tenaga kependidikan. Untuk itu, keberadaan Rumah Moderasi Beragama menjadi bagian yang terus dikembangkan dalam rangka mengkampanyekan Islam wasathiyah, sehingga dosen dan tenaga kependidikan menjadi agen penyebar gerakan Islam moderat, rahmatan lil alamin di Jawa Barat,” ujarnya.

Berkat kerja sama dan sama-sama bekerja, UIN Sunan Gunung Djati Bandung mencapai prestasi yang membanggakan. “Alhamdulillah untuk awal tahun ini kita meraih prestasi 1 di lingkungan PTKIN versi Webometrics. Mudah-mudahan untuk versi Scimago kita dapat mempertahankan peningkatan, syukur-syukur bisa di peringkat 1 lagi. Capaian ini semua bisa diraih dengan melakukan kerja sama dan sama-sama bekerja dalam rangka meningkatkan kampus yang unggul dan kompetitif,” pungkasnya.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *