PSI Tagih Janji Walikota dalam Momen HJKB ke-21

PSI Tagih Janji Walikota dalam Momen HJKB ke-21

Menyambut Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-211, DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Bandung ingin memberikan harapan dan masukan bagi pemerintah Kota Bandung.

Ketua PSI Kota Bandung Yoel Yosaphat menyatakan, selain menyampaikan harapan dan doa agar Kota Bandung menjadi kota lebih baik bagi semua warganya, kesempatan ini juga menjadi momentum bagi PSI Kota Bandung untuk mengingatkan Walikota Bandung akan janji-janjinya.

“Mengingat pada HJKB ke-211 ini Walikota Bandung telah menjabat selama 3 tahun, atau sudah lebih dari separuh perjalanan. Sebagai mitra kerja yang baik, PSI ingin selalu memberikan masukan-masukan terbaik untuk kemajuan Kota Bandung,” ucap Yoel kepada wartawan di sekretariat DPW PSI Jawa Barat, Jalan Abdul Rahman Saleh Kota Bandung, Sabtu, (25/9).


Ia menyebutkan, ada beberapa poin janji dan indikator kinerja Walikota Bandung yang ingin PSI ingatkan. Seperti kematangan Smart City. Pemerintah Kota Bandung meraih penghargaan Top 50 Smart City dunia dari Eden Strategy Institute. Namun kenyataan di lapangan, masyarakat kesulitan untuk mendapatkan informasi atau data. Hal itu juga dirasakan Yoel yang juga anggota DPRD Kota Bandung ini.

“Dari dulu sampai sekarang, apa sih indikator Smart City?. Kalau yang sekarang kita alami, itu setiap dinas membuat aplikasi. Ada program ini bikin aplikasi, sampai ada ratusan aplikasi yang dibuat Pemkot Bandung, dengan dana yang cukup besar. Kalau kita ingin dapatkan pelayanan semuanya, aplikasi harus diinstall. Apakah ini yang dinamakan Smart City?,” ucap Yoel.

Yoel berharap Pemkot Bandung dapat membuat sistem yang menyederhanakan serta memudahkan masyarakat untuk mengakses data dan informasi yang diperlukan tanpa harus menginstal semua aplikasi.


“Supaya dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, dan juga yang gaptek,” ujar dia.

Yoel yang di dampingi Christian Julianto Budiman dan Erick Darmadjaya juga menambahkan, sistem sederhana dan mudah tersebut dapat terintegrasi dengan semua layanan Pemkot Bandung. Selain itu juga pemanfaatan startup yang terintegrasi dengan program Pemkot Bandung sangat dibutuhkan. Apalagi saat ini di era pandemi, tengah gencar dilakukan upaya percepatan pertumbuhan ekonomi.

“Peran dari startup-startup dan kreativitas warga Bandung yang bisa mengintegrasikan program pemerintah dilibatkan atau kerjasama. Kalau saya pikir startup itu pasti gratis. Tapi kenapa hasilnya selama tiga tahun ini, ujung-ujungnya cuman nambah aplikasi,” tegas Yoel yang juga Ketua Fraksi PSI – PKB DPRD Kota Bandung.

Hal senada juga dikatakan Erick Darmadjaya yang juga anggota DPRD Kota Bandung. Dikatakan politisi PSI ini, selain catatan kematangan Smart City Kota Bandung, PSI juga memberi catatan terkait peningkatan Insentif RT dan RW, yang juga janji Walikota Bandung Oded M Danial.


Diungkap dia, peningkatan insentif untuk RT dan RW juga menjadi janji yang dinantikan untuk dapat direalisasi. Tiga tahun sudah berlalu, tetapi belum ada tanda-tanda akan adanya kenaikan insentif bagi pengurus RT dan RW.

“Bahkan untuk mewujudkan Bandung Sejahtera, PSI berharap Mang Oded dapat memberikan kenaikan honor para petugas gober dan linmas yang telah bekerja keras menjaga kebersihan dan keamanan Kota Bandung. Hingga saat ini, para pahlawan tersebut seakan tidak mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah Kota Bandung,” ucap dia.

Erick juga menyoroti masalah pemulihan ekonomi. PSI berharappemerintah Kota Bandung dapat memberikan kado terbaik berupa program-program pemulihan ekonomi bagi warga kota Bandung. Data terbaru dari BPS menunjukkan tingkat pengangguran terbuka di Kota Bandung adalah sebesar 11,19 persen jauh lebih tinggi dari target sebesar 8,29 persen di tahun 2021.




“Apalagi sekarang pandemi Covid, banyak yang kena pemutusan hubungan kerja dan lain-lain. Untuk membuka tambahan lapangan kerja, program pemulihan ekonomi untuk para pelaku UMKM menjadi suatu hal yang sangat dinantikan,” tegas dia.

Sementara Christian Julianto menambahkan, dalam pemulihan ekonomi di era pandemi, PSI memandang Pemerintah Kota Bandung perlu melakukan program-program yang menjawab kebutuhan UMKM, terutama program permodalan.

“Program permodalan yang fokus kepada UMKM. Mengapa UMKM ?, karena lebih dari 147 ribu pelaku usaha UMKM ada di Kota Bandung. Dan itu yang tercatat, belum yang tidak tercatat. Ada sumber yang menyatakan pelaku UMKM di Kota Bandung ada di sekitar 300 ribu. Pelaku UMKM ini benar-benar membutuhkan perhatian yang serius,” tegas Christian yang juga anggota DPRD Kota Bandung ini.

Selain terkait Smart City, peningkatan insentif RT dan RW, pemulihan ekonomi, PSI Kota Bandung juga mengingatkan janji Walikota Bandung terkait kenaikan anggaran PIPPK dari Rp.100 juta per RW menjadi Rp.125 juta. Hingga tiga tahun Oded M Danial memimpin Kota Bandung, janji politik itu tidak pernah terealisasi.


“Alih-alih mendapatkan dana tambahan, anggaran PIPPK justru terpotong hingga 50 persen dengan tujuan penanganan Covid. Pengalihan anggaran di tahun lalu dan tahun ini sebenarnya dapat diterima oleh warga Kota Bandung, tetapi agar publik tidak berprasangka terhadap adanya realokasi anggaran selama dua tahun terakhir, maka kami meminta transparansi pengalihan anggaran ini agar dapat dibuka kepada publik, dan berharap janji PIPPK Plus dapat dilaksanakan pada tahun mendatang,” papar Christian.

PSI Kota Bandung juga memberikan tinta merah terhadap janji 151 youthspace di setiap Kelurahan dan direvisi dalam perubahan RPJMD dari target 1 kelurahan menjadi 1 youthspace di setiap kecamatan. Walikota Bandung baru membangun 9 youthspace.

“Kami berharap 70% target yang dicanangkan dapat tercapai pada akhir masa jabatan Mang Oded,” ucap Yoel.

Catatan merah lainnya adalah revitalisasi sarana olahraga di setiap kecamatan. PSI kota Bandung berharap, pemenuhan janji revitalisasi sarana olahraga sebagai usaha mewujudkan Bandung Nyaman juga menjadi perhatian bagi Pemkot Bandung.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *