Sosialisasi Empat Pilar, HM Farhan Soroti Rencana Pendidikan Tatap Muka

Sosialisasi Empat Pilar, HM Farhan Soroti Rencana Pendidikan Tatap Muka

Anggota MPR RI Muhammad Farhan (HM Farhan) yang juga Anggota DPR RI dari Partai NasDem Dapil 1 Jawa Barat (Kota Bandung-Kota Cimahi) menyelenggarakan Sosialisasi dan Penguatan Implementasi Nilai-Nilai 4 Pilar bertajuk, “Empat Pilar Kebangsaan Dasar Kebangkitan Bangsa di Era Digital”, Minggu, (30/5/2021), di Warung WKK Food Factory jalan Terusan Pasirkoja No.86 Bandung.

HM Farhan saat Sosialisasi dan Penguatan Implementasi Nilai-Nilai 4 Pilar menyoroti rencana pendidikan tatap muka di Indonesia.

HM Farhan saat ditemui awak Media mengatakan, dirinya datang ke Bandung dalam rangka menjalankan tugas sebagai Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat, “Tugas saya adalah melakukan dua hal, yang pertama Sosialisasi Empat Pilar Konsensus Kebangsaan, yang kedua melakukan dialog untuk menangkap aspirasi dari masyarakat kota Bandung,” ujarnya.




“Dialog saat Sosialisasi dan Penguatan Implementasi Nilai-Nilai 4 Pilar menarik, karena rata-rata semua peserta masih sangat gelisah soal perubahan dalam setahun terakhir ini akibat pandemi, dan isunya terutama dari para orang tua adalah mengenai kapan kita akan membuka pendidikan tatap muka,” ujar HM Farhan.

“Karena bicara soal pendidikan, maka kita bicara soal sistem pendidikan nasional yang akan mempengaruhi kualitas generasi bangsa 20 tahun ke depan,” kata HM Farhan.

“Jadi jangan semua pihak angkat tangan! Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan harus menunjukkan sebuah sikap yang Hands On kepada permasalahan pendidikan di daerah, terutama masalah pendidikan tatap muka,” kata HM Farhan.




“Harus ada solusi dari Pemerintah Pusat, karena kalau ternyata memang lebih baik mengadakan Home Schooling, maka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan harus memperkuat konsep Home Schooling, karena hingga saat ini masalah Home Schooling belum diperkuat,” ungkap HM Farhan.

“Pemerintah juga harus mencari solusi tentang vaksin yang tidak bisa diberikan kepada orang di bawah 30 tahun, karena kendala lainnya banyak, satu kalau tatap muka resiko untuk tertular tinggi, kedua resiko untuk pemberian vaksin tinggi, karena ini masalah nyawa, maka yang bukan berhubungan dengan masalah nyawa yang harus menyesuaikan,” tegas HM Farhan.

“Bisakah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang juga Menteri Riset dan Teknologi mengeluarkan hasil penelitian dan kajian: Dapatkah pendidikan, kecerdasan dan karakter bangsa dilakukan di rumah?” kata HM Farhan. (RLS)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *