8 Keutamaan Memaafkan Seseorang dalam Islam

8 Keutamaan Memaafkan Seseorang dalam Islam

Di dalam Islam, manusia pasti tidak pernah luput dengan apa yang namanya kesalahan dan dosa. Terlepas dari perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja, pastinya sebagai individu kerap melakukan kesalahan setiap harinya.

Ketika menyadari kesalahan terhadap perilaku atau perbuatan, tentunya sikap bijak yang harus dilakukan adalah meminta maaf. Selain meminta maaf, kamu juga harus mampu menerima permintaan maaf orang lain terhadap dirimu.

Kata-kata minta maaf tentunya tidak mudah diucapkan namun ucapan tersebut sebaiknya dilakukan ketika berbuat kesalahan. Lalu jika kamu dimintai maaf, sebaiknya ikhlas menerima permintaan maaf tersebut. Meskipun orang lain kadang membuat sakit hati, sebagai umat Islam yang baik tidak baik menyimpan dendam kepada seseorang yang telah berbuat salah kepadamu.




Dalam Islam, dendam bisa memunculkan permusuhan dan perpecahan antarsaudara umat muslim. Dilansir dari brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (26/6), Islam selalu menganjurkan agar setiap muslim berusaha untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah, dalam Alquran surat Al Hujurat ayat 10, Allah berfirman:

“Innamal-mu’minuna ikhwatun fa aslihu baina akhawaikum wattaqullaaha la’allakum tur-hamun”

Artinya:

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”



Hukum memaafkan seseorang

Memaafkan sekaligus melupakan kesalahan orang lain yang telah menyakiti hati, memang tidaklah mudah. Sebagai manusia biasa, pastinya tidak dapat melupakan kesalahan orang lain begitu saja. Namun demikian, hal tersebut sangat tidak dibenarkan dalam Islam.

Sebagai umat muslim, harus senantiasa belajar memaafkan sesama dengan ikhlas. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa yang didatangi saudaranya yang hendak meminta maaf, hendaklah memaafkannya, apakah ia berada dipihak yang benar ataukah yang salah, apabila tidak melakukan hal tersebut (memaafkan), niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat) (HR Al-Hakim)

“Jika hari kiamat tiba, terdengarlah suara panggilan, “Manakah orang-orang yang suka mengampuni dosa sesama manusianya?” Datanglah kamu kepada Tuhan-mu dan terimalah pahala-pahalamu. Dan menjadi hak setiap muslim jika ia memaafkan kesalahan orang lain untuk masuk surga.” (HR Adh-Dhahak dari ibnu Abbas Ra)




Dari hadits tersebut, menjelaskan secara tegas bahwa memberikan maaf kepada orang lain merupakan suatu kewajiban sebagaimana menjaga hati dalam agama Islam. Seperti dalam Alquran surat An Nur ayat 22, Allah berfirman:

“Wa laa ya’tali ulul-fadli mingkum was-sa’ati ay yu’tuu ulil-qurbaa wal-masaakiina wal-muhaajiriina fii sabiilillaahi walya’fu walyasfahu, alaa tuhibbuna ay yagfirallaahu lakum, wallaahu gafurur rahiim”

Artinya:

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”



Keutamaan memaafkan seseorang

1. Dicintai Allah.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Ada pedagang yang biasa memberi kredit kepada orang. Jika dia menemukan salah satu pelanggannya berada dalam sarana yang diluruskan, dia akan berkata kepada asistennya: Maafkan mereka hutang mereka, mungkin Allah akan mengampuni kami. Allah mengampuni dia.” (Bukhari / Muslim)

Ketika seseorang memiliki sifat pemaaf sehingga dapat memaafkan orang lain dengan ikhlas maka Allah akan mencintai dan mengasihi orang tersebut.

2. Mendapatkan pengampunan

Nabi Muhammad SAW besabda:

“Kasihanilah mereka yang ada di bumi, dan Yang di surga akan mengampuni kamu” (Tirmidzi).

Dengan memaafkan orang lain, seorang muslim akan mendapatkan pengampunan dari Allah karena Allah jauh lebih besar dan lebih bermurah hati daripada umatnya.

3. Batin terasa tenang

Ketika seseorang memendam dendam bahkan hingga bertahun-tahun karena belum bisa memaafkan kesalahan orang lain makan seseorang itu hatinya akan selalu gelisah karena dipenuhi dengan dendam. Maka dari itu, dengan memaafkan kesalahan orang lain dapat membuat batin menjadi lebih tenang.



4. Ditinggikan derajatnya oleh Allah

Seorang muslim yang pemaaf tidak menyimpan dendam apa pun terhadap setiap muslim atau iri siapa pun atas karunia apa yang telah diberikan Allah kepada mereka, maka ditinggikanlah derajatnya oleh Allah.

5. Mengharap ridho Allah

Seorang muslim yang dapat memaafkan orang lain bisa jadi karena seseorang itu lebih mengharap ridho Allah dari memaafkan orang lain yang telah menyakitinya. Mereka sadar bahwa menyimpan dendam akan menimbulkan dosa. Hal ini termaktub dalam Alquran surat Asy-Syura ayat 37 yang berbunyi sebagai berikut:

“Wallaziina yajtanibuna kabaa’iral-ismi wal-fawaahisya wa izaa maa gadibu hum yagfirun.”

Artinya:

“Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf.”

6. Menunjukkan kualitas diri

Kualitas diri seorang muslim yang pemaaf pasti akan lebih baik dari pada orang yang suka memendam dendam, iri dengki kepada orang lainnya.



7. Menambah kemuliaannya di hadapan Allah

Ketika seseorang memaafkan dan mengalah maka secara lahir menunjukkan bahwa orang tersebut adalah lemah dan tidak memiliki kekuatan, akan tetapi Nabi SAW mengatakan bahwa barang siapa yang memaafkan atau mengalah maka Allah akan tambah kemuliaannya. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:

“Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah SWT akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR Muslim no 2588)

8. Membuat pikiran dan tubuh lebih sehat

Ketidakmampuan seseorang untuk memaafkan dapat mempengaruhi secara spiritual dan psikologis. Selanjutnya hal tersebut memiliki efek buruk pada kesehatan seseorang yang menyimpan dendam. Satu studi menunjukkan bahwa orang-orang yang berfokus pada dendam pribadi telah meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, serta ketegangan otot dan perasaan yang semakin kurang terkendali.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed