Sambut Bulan Ramadhan, HM Farhan Gelar Sosialisasi 4 Pilar

Sambut Bulan Ramadhan, HM Farhan Gelar Sosialisasi 4 Pilar

Anggota MPR RI Muhammad Farhan (HM Farhan) yang juga Anggota DPR RI dari Partai NasDem Dapil 1 Kota Bandung-Kota Cimahi, dalam rangka menyambut Bulan Ramadhan menggelar Sosialisasi dan Penguatan Implementasi Nilai-Nilai 4 Pilar bertajuk, “Menguatkan 4 Pilar Kebangsaan dengan Semangat Bulan Ramadhan Penuh Berkah”.

Seusai kegiatan sosialisasi 4 Pilar, HM Farhan mengatakan, dirinya bersyukur sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan. “Insya Allah kita semua dalam keadaan sehat walafiat, walaupun bangsa kita saat ini sedang menghadapi tantangan besar yakni pandemi Covid-19,” ujarnya.

“Ini adalah bencana non alam yang merupakan kondisi yang sangat mengganggu layanan kesehatan dan kondisi kesehatan masyarakat,” ungkap HM Farhan di Gedung OBC Futsal Jalan Rancabentang I No.3A Ciumbuleuit Bandung, Kamis (8/4/2021).




“Mau tidak mau hal ini tentu saja mempengaruhu banyak hal, mulai dari masalah ekonomi, sosial, sampai ke masalah politik,” ungkap HM Farhan.

“Untuk itulah kita perlu melakukan program penguatan 4 Pilar Kebangsaan, yang tujuannya untuk tetap merekatkan nilai-nilai persatuan bangsa, bahwa kita masih berpegang teguh kepada UUD 45, Pancasila, dan kita masih percaya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita juga hidup dalam nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika,” kata HM Farhan.

Tentu nanti turunannya adalah bagaimana bentuk-bentuk kerja sebagai sebuah partai politik bersama kader-kadernya agar bisa membantu masyarakat dalam menghadapi Bulan Ramadhan agar tetap menjaga kesehatan di tengah Pandemi Covid-19,” kata HM Farhan.

Terkait vaksinasi di Indonesia, HM Farhan mengatakan, sebetulnya usaha yang dilakukan sudah sangat baik, Tetapi memang memiliki tantangan yang luar biasa.




“Saat ini vaksin kita dari Uni Eropa di embargo sebanyak 10 juta dosis, pihak Uni Eropa mengatakan para produsen vaksin dari Eropa harus fokus untuk Eropa, ini sudah perang global,” ungkap HM Farhan.

Tetapi dia berharap pada bulan Juni 2021 sudah bisa menormalkan kembali suplai vaksin di seluruh Indonesia. “mudah-mudahan ada tambahan dua juta dosis per bulan,” harapnya.

Terkait vaksin Nusantara, HM Farhan mengatakan, secara regulasi artinya BPOM RI membawa amanat Undang-Undang, “Maka apabila BPOM mengatakan vaksin Nusantara ini belum memenuhi prosedur dan syarat, maka kita harus mengikuti,” ujarnya.

“Apabila ada beberapa di antara orang secara individu mau menggunakan vaksin Nusantara silahkan saja, tetapi selama BPOM belum memberikan lampu hijau, maka kita tidak bisa menjadikan vaksin Nusantara sebagai program nasional,” tegas HM Farhan.




“Jadi yang harus dilakukan oleh inisiator dari vaksin Nusantara yakni memastikan prosedur yang mereka lakukan sesuai dengan standar BPOM, karena BPOM tidak bicara kepentingan individu tetapi bicara kepentingan seluruh bangsa Indonesia,” kata HM Farhan.

Terkait rencana program vaksinasi massal yang akan dilaksanakan pihaknya, HM Farhan mengatakan, Insha Allah rencananya pihaknya akan membantu program vaksinasi massal ini di bulan Juni atau Juli 2021, “Mudah-mudahan bisa terlaksana, karena bagaimanapun juga satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah membantu pelaksanaan, karena membantu pengadaan vaksin tidak mungkin,” ungkapnya.

“Pastinya jatah untuk Jawa Barat sebanyak dua juta dosis, berapa banyak yang bisa kita distribusikan, kita masih menghitung,” ungkap HM Farhan.

Terkait Umroh dan ibadah haji di Arab Saudi yang hanya memperbolehkan jamaah yang menggunakan vaksin tertentu, HM Farhan mengungkapkan, Arab Saudi hanya mau menerima jamaah yang menggunakan vaksin yang diakui oleh WHO.




“Sebetulnya ini adalah sebuah keputusan politik dari pemerintah Arab Saudi, karena apabila semua pintu Umroh dan Ibadah Haji dibuka untuk semua jenis vaksin, maka Arab Saudi akan kebanjiran jamaah,” ungkap HM Farhan.

“Ini adalah strategi dari pemerintah Arab Saudi untuk membatasi orang yang datang, kedua sebagai persaingan politik global,” ungkap HM Farhan.

“Karena kita tahu vaksin yang diakui oleh WHO adalah vaksin buatan Amerika dan Eropa, sedangkan vaksin buatan Brazil, China dan India tidak diakui oleh WHO, padahal efektivitasnya terbukti secara medis, bahkan vaksin yang dibuat oleh India dan China lebih tinggi efektivitasnya daripada vaksin yang dibuat oleh Eropa, dan harga vaksin buatan India dan China lebih murah,” ungkap HM Farhan.

“Jadi vaksin ini merupakan persaingan global memanfaatkan keinginan dan sentimen keagamaan,” pungkas HM Farhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed