Turki Usmani jadi Pusat Peradaban Dunia dan Islam di abad ke-14

Turki Usmani jadi Pusat Peradaban Dunia dan Islam di abad ke-14
Ilustrasi

Dinasti Turki Usmani atau Ottoman masyhur karena pernah menguasai sebagian besar wilayah Eropa, Asia hingga Afrika Utara.

Mereka menjadi pusat peradaban dunia dan Islam di abad ke-14.

Dihimpun dari berbagai sumber, menurut sejarah, orang-orang Usmani berasal dari keturunan suku Kabilah Turkmenistan pada abad ke 12. Mereka mulanya pengembara yang berpindah dari Kurdistan ke Anatolia, yang kelak menjadi negara Turki.




Bangsa Usmani yang dipimpin Raja Erthugrul dan anaknya, Usman I, pindah ke Anatolia menghindari serangan pasukan Mongol di bawah pimpinan Jenghis Khan. Mereka lalu menetap di kota Athlah, sebelah timur Turki.

Bangsa Usmani memilih bergabung dengan Dinasti Saljuk saat peperangan dengan Kekaisaran Romawi meletus.

Dengan bantuan mereka, pasukan Dinasti Saljuk memenangkan pertempuran. Sebagai hadiah, komandan dari pasukan itu memberi sebidang tanah di wilayah barat Anatolia, dekat perbatasan Romawi.




Erthugrul juga diberi wewenang untuk meluaskan wilayah hingga mendekati daerah kekuasaan Romawi.

Wilayah itu berada di bawah Kesultanan Rum. Ketika Dinasti Saljuk membubarkan Kesultanan Rum, Anatolia terbelah menjadi beberapa bagian. Satu di antaranya dikuasai anak Erthugrul, Usman bin Erthugrul atau dikenal dengan Usman I.

Usman I menggantikan ayahnya yang wafat pada 1299 M. Di tangannya Kekaisaran Usmani atau Ottoman berdiri.

Wilayah kekuasaan Usman I saat itu hampir menyentuh Kekaisaran Byzantium.




Selain itu, Usman I juga memimpin pasukan Muslim Turki atau Gazi untuk berperang melawan bangsa Mongol, yang menyerang Anatolia dan Dinasti Seljuk pada 1293.

Atas jasa Usman, Pemimpin Dinasti Seljuk Sultan Alauddin memberikan wilayah Ikshiyar dekat Bursa.

Sebagai pemimpin suku yang wilayahnya merupakan hasil pemberian Bangsa Saljuk, Usman mengambil kebijakan politik yang sama dengan ayahnya, Erthugrul. Ia memilih membina persahabatan dengan Dinasti Seljuk yang sebangsa dan seagama.

Perang yang terus menerus dengan bangsa Mongol membuat Dinasti Saljuk lemah. Pada 1300 M, Sultan Alauddin II terbunuh dan dinasti itu berakhir.

Usman kemudian mendeklarasikan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas wilayah itu. Sejak saat itu Kerajaan Usmani dinyatakan berdiri.




Menurut Colin Imber dalam buku Kerajaan Ottoman: Struktur Kekuasaan Sebuah Kerajaan Islam Terkuat Dalam Sejarah, awalnya kerajaan itu hanya memiliki wilayah yang kecil.

“Di masa kepemimpinannya, wilayah Usmani yang kecil menjadi bertambah luas. Kekuasaan itu dinilai menggetarkan. Mulanya wilayah yang diduduki Usman hanya difungsikan sebagai penyangga pembatas antara Byzantium dan Bani Seljuk,” tulis Imber.

Kegemilangan Usmani dalam memenangkan serangkaian pertempuran menarik perhatian suku-suku lain untuk mau bergabung.

Selama masa pemerintahan Usman hanya fokus dalam politik perluasan wilayah. Strategi dasar yang dilakukannya juga sebagai pemimpin melakukan peperangan dan membentuk persekutuan politik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *