Positif Covid-19 Diprediksi Bisa Tembus 15 Ribu dalam Sehari

Positif Covid-19 Diprediksi Bisa Tembus 15 Ribu dalam Sehari

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan pecah rekor kasus positif Covid-19 harian masih akan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Hermawan menyebut banyak atau sedikitnya temuan kasus baru Covid-19 akan sangat bergantung pada jumlah orang yang diperiksa dalam satu hari.

Menurutnya, semakin banyak jumlah orang yang dites dalam satu hari, maka temuan kasus positif juga akan bertambah dan memungkinkan rekor baru harian.

“Rekor harian ini bukan sesuatu yang mengagetkan, sudah diprediksi, dan akan naik terus,” kata Hermawan kepada CNNIndonesia.com, Jumat (15/1).




Hermawan memprediksi pecah rekor kasus harian Covid-19 bisa mencapai angka 15 ribu kasus dalam satu hari jika kapasitas testing dan tracing Covid-19 di Indonesia ditingkatkan.

“Rekor itu akan terpecahkan lagi dalam beberapa waktu ke depan, bisa saja sampai 15 ribu sehari, tergantung kapasitas testing tracing kita, sangat mungkin hal itu terjadi,” ujarnya.

Kasus Covid-19 di Indonesia pecah rekor selama tiga hari berturut-turut. Tambahan kasus positif Covid-19 pada hari ini (15/1) mencapai 12.818 orang. Temuan kasus positif ini merupakan angka tertinggi selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Rekor sebelumnya yakni pada Kamis 14 Januari sebanyak 11.557 dan 13 Januari sebanyak 11.278 orang. Kasus positif mencapai sepuluh ribu pertama kali terjadi pada 8 Januari lalu, tepatnya 10.617 kasus.




Kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 882.418 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 718.696 orang dinyatakan sembuh, 25.484 orang meninggal dunia, dan 138.238 orang masih dalam perawatan dan isolasi mandiri (kasus aktif).

Hermawan melanjutkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali hanya akan menurunkan kasus Covid-19 untuk sementara. Menurutnya, dibutuhkan pembatasan skala nasional untuk menekan kasus Covid-19.

Hal itu bisa dilakukan dengan menerapkan kebijakan rem darurat secara nasional atau PSBB ketat di setiap daerah.

“Saya menyarankan kebijakan pembatasan secara nasional harus dipersiapkan, PPKM Jawa-Bali itu hanya akan menurunkan kasus Covid-19 sementara,” kata Hermawan.

Selain itu, pemerintah daerah juga perlu menguatkan komunitas dengan melakukan kemandirian masyarakat agar membuat dan menyiapkan ruang isolasi mandiri. Dengan demikian, beban pelayanan kesehatan di rumah sakit juga bisa berkurang.

“Kedua, penguatan komunitas di mana mulai dari unit terkecil RT/RW itu didorong supaya mandiri, menyiapkan ruang isolasi untuk masyarakat itu sendiri sehingga melandaikan pelayanan di fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *