Ahli Sindir Transparansi Efikasi Vaksin Sinovac

Ahli Sindir Transparansi Efikasi Vaksin Sinovac

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman menyatakan belum ada publikasi data hasil uji klinis Fase III dari vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Sinovac Life Sciences Co, Ltd. Dia mengatakan data hasil uji klinis Fase III vaksin asal China itu baru bisa dipublikasikan setelah bena-benar selesai diteliti.

“Datanya memang masih bersifat intern. Ini tentu belum bisa dipublikasikan kalau belum selesai,” ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com, Rabu (13/1).

Dicky menuturkan sebuah data uji klinis vaksin tidak bisa asal dipublikasikan juga dipengaruhi oleh target kasus yang tetap ada dari uji klinis. Misalnya, sebuah vaksin menargetkan ada 50 kasus dari sekian banyak relawan yang menerima vaksin.


Meski demikian, Dicky menilai pengembang vaksin bisa menyampaikan hasil sementara uji klinis kepada publik guna mendapatkan informasi lain untuk kepentingan pengembangan. Misalnya, pengembang menjelaskan efikasi diperoleh dari berapa pasien yang menerima vaksin dan plasebo.

“Kemudian juga mungkin bisa disebut gejala yang timbul, usia, atau aktivitasnya untuk memberi gambaran yang memadai. Tidak perlu muluk-muluk,” ujarnya.

Vaksin Covid-19 CoronaVac buatan perusahaan China Sinovac telah keluarkan nilai efikasi di Indonesia, Turki, dan Brasil.Vaksin Covid-19 CoronaVac buatan perusahaan China Sinovac telah keluarkan nilai efikasi di Indonesia, Turki, dan Brasil.

Di sisi lain, Dicky menyebut transparansi data efikasi awal juga bisa dijadikan rujukan lebih lanjut mengenai vaksin yang akan digunakan untuk keperluan vaksinasi nasional. Sebab, dia juga berkata efikasi vaksin bisa berubah seiring dengan berjalannya evaluasi terhadap hasil uji klinis.




“Hal ini juga sama dilakukan terjadi pada Pfizer, Moderna dan Oxford. Mereka melakukan yang sama, jadi setelah riset fase III-nya selesai baru di publikasi dan mengajukan EUA,” ujar Dicky.

Sebelumnya Badan Pengawas Obat dan Makanan mengumumkan Efikasi Vaksin Sinovac mencapai 65,3 persen. Efikasi itu diketahui berada di bawah efikasi vaksin Sinovac yang diuji di Brazil sebesar 78 persen (terbaru 50,4 persen) dan Turki sebesar 91,25 persen.

BPOM diketahui telah menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin Sinovac yang akan digunakan dalam tahap awal vaksinasi nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *