Terus Menyulut Kerusuhan, Twitter Ancam Blokir Trump Selamanya

Terus Menyulut Kerusuhan, Twitter Ancam Blokir Trump Selamanya

Aplikasi microblogging Twitter mengancam bakal memblokir akun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump selamanya. Ancaman itu dilontarkan setelah kicauan demi kicauan sang presiden menyulut kerusuhan dalam demonstrasi di Washington DC. Sepanjang Rabu (6/1/2020), presiden 74 tahun itu terus berkicau bagaimana terjadi kecurangan pada Pilpres AS 3 November.

Salah satunya adalah twit tentang klaim ada yang menemukan 50.000 surat suara pada Selasa malam waktu setempat (5/1/2020). “AS baru saja dibodohi. Proses pemilu kita bahkan lebih buruk dari negara dunia ketiga!” ujar dia di Twitter. Tak pelak, Twitter langsung memberikan tanda pada twit-nya karena dianggap tidak sesuai dengan fakta bahwa pilpres berlangsung adil.

Tak cukup sampai di situ, si presiden juga mengunggah kicauan lain yang menyiratkan dukungan bagi ricuhnya demo AS. Dalam twit-nya, presiden ke-45 “Negeri Uncle Sam” itu memaklumi jika pendukungnya marah dan merangsek ke Gedung Capitol.

“Inilah akibatnya jika kemenangan besar di pemilu yang suci direnggut dari patriot hebat yang diperlakukan tidak adil,” kata dia. Baca juga: Strategi Keamanan Pentagon Dipertanyakan Setelah Memilih Pendekatan Lunak pada Demonstran Pro-Trump Selain itu, dia juga mengunggah video berisi pernyataan bahwa dia memahami jika massa MAGA (Make America Great Again) marah.




Meski, dia kemudian mengurangi nada dengan tak hanya meminta pendukungnya pulang, namun juga agar mematuhi penegak hukum. Kali ini Twitter tidak memberi ampun. Selain memberikan tanda ke twit-nya, aplikasi microblogging itu juga meminta tiga kicauan lainnya dihapus.

Tak hanya itu, sebagaimana diberitakan BBC, aplikasi yang bermarkas di San Francisco itu mengumumkan mengunci akun presiden dalam 12 jam ke depan. “Sebagai hasil dari situasi panas dan kisruh yang terjadi di Washington DC, kami meminta tiga twit @realDonaldTrump dihapus.

Twitter melanjutkan, kicauan itu sudah berulang kali melanggar kebijakan Integritas Publik yang mereka canangkan. Aplikasi itu juga memberi ancaman keras, jika sang presiden sampai membuat kicauan yang menyulut kekerasan, mereka tak segan memblokirnya selamanya.

Selain Twitter, media sosial lainnya yang menghapus video dukungan Trump terhadap kekerasan adalah YouTube dan Facebook. Kepada BBC, platform yang didirikan Mark Zuckerberg itu menyatakan kerusuhan di Gedung Capitol itu adalah aib. “Kami melarang adanya hasutan dan seruan untuk melakukan kekerasan di platform kami. Secara aktif, kami meninjau dan menghapus konten apa pun yang melanggar,” terang Facebook.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed