Mahathir Sebut Macron Tak Beradab dan Primitif Salahkan Islam

Mahathir Sebut Macron Tak Beradab dan Primitif Salahkan Islam

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyebut Presiden Prancis, Emmanuel Macron sebagai orang yang tidak beradab.[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Mahathir menilai Macron adalah sosok yang sangat primitif ketika menyalahkan satu agama sebagai penyebab sebuah kejadian.

Pernyataan ini disampaikan Mahathir melalui akun twitter resmi miliknya, @chedetofficial berkaitan dengan pernyataan Marcon yang disebut menghina Islam dan umat muslim.

“Macron tidak menunjukkan bahwa dia beradab. Dia sangat primitif dalam menyalahkan agama Islam dan Muslim atas pembunuhan guru sekolah yang menghina itu. Itu tidak sesuai dengan ajaran Islam,” kata Mahathir melalui akun twitternya, Kamis (29/10).

Padahal kata Mahathir, jika dilihat dari sisi sejarah, Prancis, negara yang kini dipimpin Macron itu adalah negara yang telah melakukan pembantaian besar-besaran. Negara ini telah membunuh jutaan orang, termasuk di dalamnya orang yang beragama muslim.

Mahathir pun menyebut umat muslim tentu berhak marah atas pembantaian yang dilakukan Prancis di masa lalu terhadap jutaan orang yang mana di dalamnya ada umat muslim.

“Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis atas pembantaian di masa lalu,” kata Mahathir.

Hanya saja, hal itu tidak dilakukan umat muslim baik yang berada di Prancis maupun yang ada di seluruh negara yang ada di dunia. Sebab kata dia, pada dasarnya dalam hukum dan adat muslim, tak ada yang namanya mata ganti mata.

Oleh sebab itu, orang Prancis pun kata dia tak boleh langsung memutuskan semua umat muslim salah atas kejadian itu. Sebaliknya, Macron harus bisa mengajari rakyatnya untuk lebih menghargai perasaan orang lain.

“Tapi pada umumnya kaum Muslim belum menerapkan hukum “mata ganti mata”. Muslim tidak. Orang Prancis tidak boleh. Sebaliknya, orang Prancis harus mengajari rakyatnya untuk menghargai perasaan orang lain,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Mahathir juga mengingatkan soal boikot yang bisa dilakukan umat muslim di seluruh negara yang ada di dunia terhadap Prancis. Alih-alih membantai, umat muslim bisa menghukum negara ini dengan cara lain.

“Muslim berhak menghukum Prancis. Boikot tidak dapat mengompensasi kesalahan yang dilakukan oleh Prancis selama ini,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *