Yayan Jatnika Terus Berkarya di Tengah Wabah

Yayan Jatnika Terus Berkarya di Tengah WabahYayan Jatnika adalah salah seorang bintang senior di kancah Pop Sunda. Jejak perjalanan karirnya cukup panjang. Keponakan dari sosok legenda Pop Sunda mendiang Darso ini pada tahun 1998, di tengah badai krisis moneter, mencetak hit bertajuk “Curug Cinulang”, karya cipta Yana Kermit. Dan masih ada lagi sederet hits atas nama Yayan Jatnika.[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Merebaknya wabah Covid-19 yang menghantam berbagai sektor perekonomian, termasuk industri musik, tak menghentikan langkah Yayan. Penyanyi yang juga pencipta lagu ini terus berkarya.

“Selama merebaknya wabah Covid ini, diberlakukannya PSBB, saya banyak diam di rumah. Kegiatan show berhenti. Biasanya setiap hari Sabtu dan Minggu saya manggung. Bahkan di luar Sabtu dan Minggu pun suka ada acara. Tapi kalau kegiatan menciptakan lagu jalan terus,” ujarnya ketika ditemui di lobby TVRI Jabar (Selasa 25/08/20) usai Tampil di acara “Tembang Parahyangan”. Sejak diberlakukannya Adaptasi Kabiasaan Baru (AKB), taping “Tembang Parahyangan” bergulir lagi.

Sudah banyak lagu yang diciptakannya selama Stay at Home.

“Bukan saja lagu untuk saya, tapi juga untuk penyanyi lain, baik penyanyi pemula mau pun penyanyi yang sudah mapan, termasuk untuk anak saya, Abiel Jatnika. Lagu-lagu baru yang saya nyanyikan itu kemudian diupload ke YouTube. Kegiatan lainnya me-recycle lagu-lagu lama. Selama diam di rumah, saya terus berusaha untuk produktif,”

Menurut Yayan, banyak sekali order panggung yang batal karena Covid, atau dicancel, diundur tanpa waktu yang pasti. “Seharusnya, bulan Rayagung (sebutan orang Sunda untuk bulan Dzulhijjah) dan Agustus ini bulan panen bagi penyanyi, karena dalam bulan Rayagung banyak yang hajat menikahkan atau khitanan, dan dalam bulan Agustus tentu banyak panggung agustusan. Semoga wabah Covid ini segera berlalu, dan kehidupan menjadi normal kembali,” tuturnya penuh harap.*** Yosie Wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *