Obat Belum Ada, RI Buat Terapi Paru-paru Rusak Pasien Corona

Obat Belum Ada, RI Buat Terapi Paru-paru Rusak Pasien CoronaKetua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN Ali Ghufron mengungkapkan alasan belum mampu menemukan obat virus corona Covid-19. Selain karena masih dalam proses penelitian, pihaknya juga turut meneliti terapi stem cell dan terapi plasma darah konvalesen.[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Terapi plasma darah konvalesen sendiri merupakan metode pengambilan plasma darah dari pasien positif corona yang sudah sembuh untuk didonorkan ke pasien positif corona.

Sementara itu stem cell adalah terapi dengan mengganti jaringan paru-paru yang sudah rusak akibat Covid-19.

“Ada pula stem cell, yakni terapi untuk mengganti jaringan paru-paru yang rusak. Kita berikan stem cell kemudian diganti jaringannya dengan yang baru. Ini sudah terbukti ke beberapa pasien yang kita amati dan teliti,” kata Ali saat konferensi virtual, Selasa (18/8).

Ali mengatakan saat ini pihaknya tengah meneliti berbagai obat untuk menyembuhkan infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

“Kita tidak bisa klaim itu obat yang bisa dikatakan inilah obat spesifik khusus Covid-19 di konsorsium,” kata Ali.

Ali mengatakan obat standar yang diteliti di konsorsium berdasarkan acuan dari Kementerian Kesehatan maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM). Obat-obat ini berfungsi sebagai anti virus SARS-CoV-2.

“Obat itu sedang diteliti banyak hal. Termasuk profinafil, ada ritonavir digabung kombinasi dengan doksisiklin dan azitromisin,” ujar Ali.

Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengkoordinasikan berbagai pihak mulai dari kementerian dan lembaga pemerintah, rumah sakit, perguruan tinggi, serta industri melalui Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 sebagai respons penanggulangan virus corona yang penularannya sangat cepat dan luas ini.

Sejak Maret 2020, Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 bahu membahu menghasilkan inovasi-inovasi yang menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia untuk melawan COVID-19 dalam bentuk produk dan pengkajian.

Terdapat empat empat program dari Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 untuk penanggulangan COVID-19, yaitu Pencegahan, Skrining dan Diagnostik, Alat Kesehatan dan Pendukungnya, serta Obat dan Terapi.

Kelompok Pencegahan meliputi instrumen untuk pencegahan penularan COVID-19 yang terdiri dari penelitian tanaman obat, suplemen, hand sanitizer, mobile hand washer, ozon chamber, edukasi publik, dan Alat Pelindung Diri (APD). APD meliputi face shield, powered air purifying respirator, dan hazmat dengan nanosilver atau bahan khusus.

Dari kelompok Skrining dan Diagnostik, pengembangan alat tes untuk pemeriksaan COVID-19 meliputi Non-PCR (Polymerase Chain Reaction) Diagnostic Test COVID-19/Test Kit tidak berbasis PCR dan PCR Diagnostic Test COVID-19 (alat tes Berbasis PCR), Mobile Laboratory BSL-2, kecerdasan buatan untuk mendeteksi COVID-19, dan pelatihan penanganan COVID-19.

Dari kelompok Alat Kesehatan dan Pendukung yaitu terdiri dari ventilator, software data movement, peta geospasial, dan robot pemberian obat.

Dari kelompok Obat dan Terapi termasuk Multicenter Clinical Trial, Convalescent Serum (serum dari pasien yang sembuh), produksi serum yang mengandung antibodi, dan Mesenchymal Stem Cell.

Konsorsium juga mengkaji dan mengembangkan suplemen, multivitamin, dan immune modulator dari berbagai tanaman Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed