Johan Budi PDIP Sebut Pemerintah Agak Telat soal Covid-19

Johan Budi PDIP Sebut Pemerintah Agak Telat soal Covid-19

Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDIP Johan Budi Sapto Pribowo menilai langkah-langkah yang diambil pemerintah Indonesia untuk penanganan pandemi virus corona (Covid-19) serta dampaknya justru banyak terlambat.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Dia pun membandingkan negara lain dengan Indonesia dalam menanggapi wabah sejak awal persoalan ini muncul.

Menurut Johan, negara-negara lain telah mengambil langkah sejak jauh-jauh hari ketika virus itu kali pertama ditemukan mewabah di Wuhan, China pada akhir tahun lalu. Padahal, sambungnya, negara-negara itu pun belum menemukan satu pun kasus positif. Johan tak merinci negara mana saja yang dia maksud.

“Ketika awal-awal sudah ada peristiwa mereka telah terapkan protokol itu walau belum ada yang kena. Indonesia menurut saya agak terlambat,” kata Johan saat mengisi Webinar yang digelar Program Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (5/8).

Johan juga mengkritisi penunjukan juru bicara khusus yang baru yang dilakukan pemerintah beberapa lama setelah kasus konfirmasi positif Covid-19 ditemukan di Indonesia. Bukan hanya terlambat, penunjukan jubir juga kata dia terkesan aneh karena umumnya negara-negara lain memang tak mengandalkan jubir dalam komunikasi ke rakyatnya masing-masing soal Covid-19 ini.

“Penunjukan jubir menurut saya juga agak terlambat. Beberapa negara itu kepala negaranya yang bicara. Singapura, Amerika Serikat bahkan, walau agak beda sikap [Presiden AS Donald] Trump, tapi dalam pandemi ini yang bicara adalah kepala negara,” kata pria yang sebelumnya pernah berkarier sebagai Juru Bicara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.

Meskipun demikian, Johan tak mempermasalahkan soal penggunaan juru bicara alih-alih presidennya yang langsung berbicara. Asal, sambungnya, selama yang disampaikan juru bicara itu tak bertentangan atau kemudian dibantah menteri lain.

“Jangan kemudian Jubir ngomong, menteri ngomong agak berbeda,” kata Johan.

“Ini yang membuat masyarakat jadi tidak percaya alih-alih ubah perilaku, yang disampaikan pemerintah saja kadang-kadang publik enggak percaya. Ini [yang disampaikan pemerintah] benar apa enggak,” sambung yang juga sempat lama melintang di dunia kewartawanan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *