Dibuka Dua Hari, Sekolah di Kota Cilegon Kembali Ditutup

Dibuka Dua Hari, Sekolah di Kota Cilegon Kembali Ditutup

Pemerintah Kota Cilegon, Banten kembali menutup sejumlah sekolah dan kembali menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) setelah sempat dua hari membuka sekolah dalam rangka ujicoba.

Ujicoba penerapan belajar tatap muka dilakukan pada 3-4 Agustus 2020 untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan SMP. Namun, Rabu 05 Agustus 2020, pembelajaran kembali dilakukan melalui online.

Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Cilegon, Erwin Harahap, mengatakan penutupan dilakukan setelah jumlah kasus positif di Kota Cilegon kembali bertambah.

“Uji coba (Pembukaan sekolah) itu disuruh berhenti, sambil menunggu suasana yang baru seperti apa. Kita belum tahu sampai kapan, sambil kita tunggu perkembangannya zona kuning menjadi hijau,” kata Erwin saat dihubungi wartawan, Rabu (5/8).

Erwin mengatakan sejak sekolah dibuka, terjadi penambahan tiga kasus positif covid-19 di Kota Baja. Selain itu, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri, syarat pembukaan sekolah salah satunya berstatus zona hijau.

“Uji coba menurut Dinas Pendidikan (Disdik) itu untuk mengetahui, itu hanya uji coba,” katanya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Cilegon, Ismatullah, mengatakan seorang siswa SMP Negeri 7 Cilegon diduga terpapar corona sehingga harus diisolasi.

“(Sekolah tatap muka dihentikan) karena (pasien positif covid-19) meningkat tiga orang hari ini, kedua ada yang di isolasi anak SMP 7. Neneknya itu diasumsikan oleh gugus tugas harus diisolasi,” kata Ismatullah.

Kata dia, proses belajar mengajar sementara kembali ke program jarak jauh. “Karena masih (zona) kuning jadi disarankan tidak tatap muka,” katanya.

Menurutnya, pembukaan sekolah dua hari itu atas desakan dari banyak pihak. Ismatullah mengklaim sudah berkoordinasi dengan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Cilegon, seperti Dandim, Kapolres, BPBD, Departemen Agama, anggota DPRD Cilegon hingga wali kota Cilegon.

Namun saat pembelajaran tatap muka kembali dibuka, Ismatullah mengaku banyak yang menentangnya dan terjadi selisih paham, terutama di anggota DPRD Cilegon.

“Tapi setelah dibuka ada anggota dewan bermunculan yang berbeda pendapat, ada yang melarang, ada yang merasa senang,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *