Angka Corona Tinggi, Pemerintah Disarankan Perbanyak Tes Swab

Angka Corona Tinggi, Pemerintah Disarankan Perbanyak Tes Swab

Pendiri CT Corp Chairul Tanjung (CT) menyarankan pemerintah memperbanyak tes Polymerase Chain Reaction (PCR) atau tes swab covid-19 seiring tingginya angka kasus positif di Indonesia.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Ia juga menyarankan tes swab dilakukan kepada seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Namun diprioritaskan kepada golongan berisiko tinggi Covid-19.

“Saya sarankan kalau sekarang kira-kira 20 ribuan per hari, maka harus ditingkatkan menjadi 100 ribuan per hari. Contoh, Jakarta misalnya sekarang 3.000-an per hari kalau perlu Jakarta ini harus 20 ribu per hari,” ujarnya dalam acara Talkshow Virtual Alumni Mahasiswa Teladan Nasional 1987, Minggu (26/7).

Hingga Minggu (26/7), total jumlah kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 98.778 kasus. Data tersebut berdasarkan situs kemkes.go.id. Dari jumlah tersebut, sebanyak 56.655 orang dinyatakan sembuh, dan 4.781 orang meninggal dunia.

Harapannya, kata CT, dengan masifnya tes swab pemerintah bisa mengetahui orang-orang terinfeksi virus corona. Pasalnya, mayoritas masyarakat yang terinfeksi tidak memiliki gejala alias OTG (orang tanpa gejala) namun berpotensi menjadi pembawa virus corona (carrier).

Selanjutnya, ia menyarankan masyarakat yang positif terinfeksi tersebut ditempatkan pada tempat karantina, bukan di rumah masing-masing kecuali rumahnya memang memungkinkan. Jika fasilitas karantina tidak memadai, ia menilai pemerintah bisa memanfaatkan hotel di sebuah wilayah. Sejalan itu pemerintah perlu meningkatkan fasilitas kesehatan dan mempercepat penemuan vaksin virus corona.

“Dengan begitu, orang yang positif tidak menularkan dan masyarakat aman serta yakin bahwa yang di luar itu sudah bersih dengan begitu aktivitas ekonomi bisa jalan dengan baik,” katanya.

Terkait aktivitas ekonomi, ia menyarankan pemerintah memberikan bantuan sosial (bansos) langsung kepada penerima manfaat tanpa melalui perantara. Ia menilai cara tersebut lebih efektif.

“Tapi memang itu tidak mudah karena penyaluran anggaran melalui Kementerian/Lembaga, ini memang ada birokrasi. Ini tidak mudah tapi tetap harus ada terobosan baru,” ujarnya.

Sejalan dengan itu, ia mendukung upaya pemerintah untuk melakukan program pemulihan ekonomi. Dalam hal ini, pemerintah telah menyediakan dana sebesar Rp695,2 triliun untuk menangani dampak virus corona dan pemulihan ekonomi. Dana tersebut dialokasikan untuk sektor kesehatan senilai Rp87,55 triliun, lalu perlindungan sosial sebesar Rp203,9 triliun, insentif kepada pelaku usaha senilai Rp120,61 triliun, dan UMKM sebesar Rp123,46 triliun.

Pemerintah juga menyiapkan anggaran untuk pembiayaan korporasi senilai Rp53,57 triliun dan sektoral K/L yaitu Rp106,11 triliun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *