Pakar: Kasus Corona Terus Naik, Puncak Belum Terlihat

Pakar: Kasus Corona Terus Naik, Puncak Belum Terlihat

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan sulit melihat puncak pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia. Ia menyebut kasus positif Covid-19 memang terus bertambah, namun belum terlihat puncak lonjakan kasus tersebut.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

“Situasi posisi (puncak virus corona) Indonesia ini masih sulit karena kita masih di gelombang pertama, anggap seperti kurva. Ini posisinya terus menanjak tapi belum keliatan puncaknya, karena posisinya masih terus naik secara perlahan,” kata Hermawan, Kamis (23/7).

Hermawan berkata ada dua indikator yang harus diperhatikan dalam menganalisis puncak pandemi Covid-19. Pertama, kebijakan yang membatasi mobilitas penduduk. Kemudian yang kedua pola perilaku masyarakat.

Namun, katanya, kedua indikator tersebut tak terpenuhi sehingga membuat perkiraan puncak pandemi menjadi sulit. Ditambah lagi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) justru dilonggarkan.

“Kita lihat kebijakan pembatasannya apa? PSBB justru diperlonggar. Padahal PSBB secara efektif bisa menahan laju persebaran virus corona ini,” ujar Hermawan.

Tak hanya itu, Hermawan menyatakan keputusan pemerintah untuk tidak lagi menayangkan perkembangan kasus harian melalui siaran langsung atau televisi bisa berdampak pada perilaku masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan.

Menurutnya, karakteristik masyarakat Indonesia itu lebih condong untuk menyimak, mendengar atau menonton daripada membaca dan mencari tahu informasi. Ia khawatir masyarakat akan minim atau sama sekali tidak mengetahui kondisi terkini perkembangan pandemi Covid-19.

“Kalau ada komunikasi terbuka, masyarakat terbuka dan memahami situasi, maka taat perilaku mengikuti protokol itu menjadi mudah,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi puncak kasus Covid-19 di Indonesia terjadi pada Agustus hingga September 2020. Perkiraan tersebut mengacu pada jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 yang terus melonjak.

Badan Intelijen Negara (BIN) juga sempat memprediksi puncak pandemi virus coorna terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2020. BIN memprediksi pada Juli 2020 kasus positif virus corona mencapai 106.287 kasus.

Hingga kemarin, Kamis (23/7), jumlah kumulatif kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 93.657 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 52.164 orang dinyatakan sembuh dan 4.576 orang lainnya meninggal dunia.

Jawa Timur menjadi provinsi yang memiliki kasus positif terbanyak dengan 19.450 orang. Kemudian posisi berikutnya DKI Jakarta dengan 18.068 orang, Sulawesi Selatan 8.527 orang, Jawa Tengah 8.021 orang, dan Jawa Barat 5.824 orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed