Asteroid Raksasa Pernah Hantam Bumi-Bulan 800 Juta Tahun Lalu

Asteroid Raksasa Pernah Hantam Bumi-Bulan 800 Juta Tahun Lalu

Badai hujan asteroid menghujam Bumi pada 800 juta tahun lalu dengan ukuran yang lebih besar dari asteroid yang membunuh para dinosaurus.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Hujan asteroid itu pun diperkirakan memicu terjadinya Zaman Es di Bumi. Namun, erosi, gunung meletus, dan aktivitas geologis lain disebut telah menghapus jejak hujan meteor yang terjadi sebelum 600 juta tahun lalu. Sehingga, jejak hujan meteor 800 juta tahun lalu diperkirakan sulit ditemukan.

Untuk itu, para ahli melakukan perkiraan dengan meneliti kawah-kawah hasil tumbukan asteroid di Bulan. Para peneliti menyebut jika Bulan mengalami tumbukan asteroid yang sangat banyak, besar kemungkinan tumbukan serupa juga terjadi di Bumi.

Selain itu, di luar angkasa, kawah-kawah tua itu dipercaya tetap terjaga dalam jangka waktu lama akibat kondisi vakum atau hampa udara.

Dengan mempelajari ujuran dan mengelompokkan kawah-kawah ini, peneliti bisa memperkirakan umur kawah tersebut dengan teknik kronologi kawah.

Hal ini diungkap Kentaro Terada, profesor dari Department of Earth and Space Science di Universitas Osaka, Jepang. Ia pun menjadi pemimpin penulis studi tersebut, seperti diberitakan Live Science.

Mereka melakukan penelitian pada 59 kawah Bulan selebar 20 kilometer. Telisik yang dilakukan para peneliti Jepang ini dengan pesawat pengorbit Bulan mereka, Kaguya.

Melansir Space, kesimpulan hujan meteor 800 juta tahun lalu dari hasil investigasi kawah di Bulan. Bulan memiliki begitu banyak kawah akibat tabrakan asteroid.

Para peneliti menganalisis cincin batu yang terlontar dari kawah-kawah ketika terjadi tumbukan. Dari lebar dan kedalaman kawah, para peneliti bisa memprediksi kecepatan tumbukan asteroid.

Kawah-kawah kecil ini bahkan lama-lama bisa membentuk kawah besar. Para ilmuwan menemukan bahwa delapan kawah besar yang mereka pelajari terbentuk secara bersamaan.

Salah satunya kawah Copernicus dengan lebar 93 kilometer. Kawah ini menjadi lokas astronaut Apollo mengumpulkan sampel.

Dari hasil analisa, para peneliti memperkirakan kawah-kawah ini lahir setelah hujan asteroid sekitar 800 juta tahun yang lalu.

Dengan asumsi bahwa hujan asteroid yang membombardir bulan juga akan berdampak pada Bumi, para ilmuwan menghitung bahwa 40 triliun hingga 50 triliun metrik ton meteoroid akan menghantam planet kita dalam hujan ini, 30 hingga 60 kali massa pembunuh dinosaurus Chicxulub.

Para peneliti menemukan banyak tanda kalau sejarah Bumi juga banyak dipengaruhi oleh kejadian luar angkasa. Sebagai contoh, peristiwa tabrakan asteroid 66 juta tahun lalu telah memusnahkan sebagian besar hewan dan tanaman di Bumi.

Asteroid berukuran 10 kilometer ini menabrak Bumi dan menghancurkan era dinosaurus saat itu. Lokasi tabrakan asteroid raksasa itu dipercaya ada di Chicxulub (CHEEK-sheh-loob) di Meksiko.

Sisa tabrakan dipercaya menghasilkan kawah dengan lebar 180 kilometer. Menurut para ahli, asteroid sebesar ini kemungkinan bisa menabrak Bumi sekali tiap 100 juta tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed