Ridwan Kamil Ungkap Dua Klaster Baru Corona di Jabar

Ridwan Kamil Ungkap Dua Klaster Baru Corona di Jabar

Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil mengatakan terdapat dua klaster baru virus corona di Jabar.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

“Daerah Industri, kita sedang lakukan tracing yang masif,” kata Ridwan Kamil dalam keterangan pers di Mapolda Jabar, Selasa (7/7).

Klaster industri, kata Ridwan Kamil, merujuk kasus positif corona yang cukup masif di PT Unilever Indonesia di Kabupaten Bekasi. Pelacakan, lanjut Emil, dilakukan hingga ke tempat tinggal para karyawan, baik di kontrakan hingga indekos.

“Karena itu, kita melakukan tracing dan tracking kepada mereka. Itu sudah terkendali dari sisi penyebaran,” tutur Emil.

Selain sektor industri, Emil menuturkan bahwa ada sejumlah institusi pendidikan kenegaraan yang menjadi klaster baru dalam penyebaran Covid-19. Klaster ini berada di wilayah Bandung raya.

“Klaster Kedua ada di institusi pendidikan kenegaraan di Bandung raya. Tidak satu, ada beberapa. Itu juga sudah dikondisikan dan hari ini sampai minggu depan kita akan melakukan tes PCR kepada keluarganya,” ucapnya.

Meski tak merinci institusi yang dimaksud, Emil mengatakan bahwa kemungkinan penyebaran Covid-19 coba diredam dengan pelacakan secara agresif. Untuk satu orang yang positif Covid-19, pihaknya akan melakukan pelacakan minimal kepada 1-4 orang anggota keluarga.

“Kita tes keluarga terdekatnya atau riwayat kontaknya untuk memastikan hal tersebut bisa dikendalikan,” tegasnya.

Dengan ditemukannya kedua klaster baru tersebut, Emil akan meningkatkan kewaspadaan kawasan asrama baik pendidikan maupun tempat pekerja dengan melakukan pengetesan dan pelacakan.

Sebelumnya, lanjut Emil, sudah ada beberapa tempat yang dianggap paling rawan dalam penyebaran seperti tempat wisata, terminal, stasiun, dan pasar tradisional.

Dalam kesempatan tersebut, Emil menyebut angka reproduksi Covid-19 di Jabar saat ini naik ke angka 0,91. Kenaikan angka ini terjadi seiring peralihan pembatasan sosial proporsional menjadi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Jabar.

Emil menegaskan AKB bukan berarti semua hal bisa dilakukan seperti biasa di saat normal sebelum adanya pandemik Covid-19. Semua protokol kesehatan seharusnya bisa dijalankan demi memutus rantai penyebaran virus.

“Kita akan percepat testing dengan PCR targetnya bisa mencapai 10-15 ribu per minggu,” kata Emil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed