Aturan Tak Jelas New Normal Tekan Rupiah ke Rp14.377

Aturan Tak Jelas New Normal Tekan Rupiah ke Rp14.377

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.377 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (2/7) sore. Posisi tersebut melemah 0,67 persen dibandingkan perdagangan Rabu (1/7) sore di level Rp14.282 per dolar AS.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.516 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi kemarin yakni Rp14.341 per dolar AS.

Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,09 persen, dolar Singapura menguat 0,11 persen, dolar Taiwan menguat 0,12 persen, won Korea Selatan menguat 0,28 persen, dan peso Filipina menguat 0,16 persen.

Rupee India juga terpantau menguat 0,77 persen, sedangkan yuan China menguat 0,08 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,03 persen.

Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif di hadapan dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,40 persen, dolar Australia melemah 0,26 persen. Sebaliknya dolar Kanada menguat 0,01 persen dan franc Swiss menguat 0,30 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah akan ditutup melemah 95 point di level Rp14.377 pada perdagangan sore ini. Sementara pada perdagangan besok rupiah kemungkinan masih akan melemah di kisaran Rp14.350-14.450 per dolar AS.

Ibrahim menuturkan pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi ketidakjelasan kebijakan new normal terutama di DKI Jakarta sejak awal Juni lalu.

Optimisme pasar yang semula tinggi dengan asumsi masa normal bisa kembali menggeliatkan ekonomi pupus. Seharusnya, menurut Ibrahim, Pemprov DKI Jakarta berani membuka diri, dan masuk ke masa new normal sejak 3 Juni.

Sebab hal tersebut bisa menjadi momentum yang tepat untuk menggulirkan kebangkitan ekonomi dalam negeri yang kita tahu selama tiga bulan terakhir atau sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia.

“Diapit oleh sentimen negatif dan positif, pasar sepertinya agak bingung menentukan sikap. Sehingga wajar kalau arus modal asing kembali mengalir luar pasar,” ujar Ibrahim.

Sementara dari sisi eksternal, pasar masih diselimuti kekhawatiran karena Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) diprediksi masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level rendah. Saat ini, Federal Funds Rate berada di 0-0,25%, terendah sejak 2015.

Meski demikian pasar masih melihat adanya kabar baik lantaran hasil uji vaksin BioNTech kepada 24 relawan setelah 28 hari memperlihatkan peningkatan antibodi untuk melawan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.

“Kabar tersebut membuat pelaku pasar sedikit optimistis bahwa masih ada jalan untuk melawan pandemi virus corona. Memang butuh waktu untuk mendistribusikan vaksin ke seluruh dunia, tetapi bukan berarti tidak ada solusi sama sekali,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *