Corona di Aceh Naik Drastis, Gubernur Waspadai Pendatang

Corona di Aceh Naik Drastis, Gubernur Waspadai Pendatang

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah mewaspadai setiap pendatang yang masuk terkait dengan peningkatan kasus Covid-19 di wilayahnya.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Sebab, kasus-kasus yang sudah ada berasal dari luar daerah untuk kemudian masuk Aceh dan membentuk klaster penularan baru. Laju kasus corona di Aceh sempat terhenti dan tak ada tambhan kasus baru.

“Rata-rata penderita Covid-19 di Aceh berasal dari luar daerah yang kemudian terjadi transmisi lokal, dan bahkan membentuk klaster penularan baru. Karena itu, kita harus mewaspadai setiap orang yang datang ke Aceh, ” ujar Nova dalam keterangannya, Senin (29/6).

Diketahui, selama Juni 2020 kasus positif Corona di Aceh bertambah 59 orang. Ini meningkat drastis dari bulan Mei yang hanya 20 kasus. Secara kumulatif, kasus Corona di Aceh mencapai 79 orang, dengan 25 di antaranya sembuh, 52 orang masih dirawat, dan dua meninggal dunia.

Peningkatan kasus itu juga ditandai dengan munculnya dua klaster penularan corona, yaitu klaster Pagar Air Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Utara.

Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh pun telah sepakat untuk memperketat pengawasan lalu-lintas orang di pintu masuk ke Aceh di wilayah perbatasan. Setiap pelintas perbatasan Aceh wajib memenuhi protokol kesehatan pencegahan kasus Covid-19.

Nova melanjutkan pihaknya menetapkan empat titik wilayah perbatasan yang jadi fokus pengawasan. Yakni, perbatasan langsung dengan Sumut, yaitu di daerah Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Subulussalam, dan Aceh Singkil.

Pihaknya juga akan mengeluarkan Surat Edaran tentang pengawasan orang yang masuk dan keluar Aceh. Kemudian pedoman bagi masyarakat yang mau melakukan perjalanan lintas provinsi.

“Surat Edaran tersebut sebagai dasar dalam pengawasan perjalanan orang dengan transportasi umum maupun kendaraan pribadi, ” kata Nova.

Berdasarkan Surat Edaran Gugus Tugas Covid-19 Nasional, lanjutnya TNI dan Polri akan membantu Pemerintah Aceh untuk bersama-sama menyelenggarakan pengendalian perjalanan orang dan transportasi umum yang aman Covid-19.

Hal itu dilakukan untuk memaksimalkan kinerja para petugas di posko perbatasan. Sejauh ini pengawasan perbatasan yang dilakukan sebelumnya masih terdapat sejumlah kekurangan karena banyak yang lolos melalui ‘jalur tikus’.

“Yang perlu kita pikirkan strategi pengaman melalui ‘jalur tikus’ dan kenyamanan petugas, supaya hasilnya maksimal, ” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Hanif mengakui kasus positif Corona di Aceh didominasi mereka yang menyandang status orang tanpa gejala (OTG). Hal itu juga membuat 12 tenaga medis dan paramedis ikut tertular dari OTG.

“Ada dua dokter dan 10 para medis yang saat ini ikut tertular Covid-19,” ujarnya usai meresmikan ruang isolasi Pinere 2 di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Senin (29/6).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *