UMKM Belum Tangkap Peluang Kenaikan Tren Belanja Online

UMKM Belum Tangkap Peluang Kenaikan Tren Belanja Online

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyebut tren penjualan lewat lapak daring (e-commerce) yang menanjak masih belum dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM. Pasalnya, pelaku UMKM yang telah terhubung dengan marketplace baru sekitar 13 persen atau lebih dari 8 juta dari total 64 juta pelaku UMKM.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Padahal, menurut Teten, salah satu kunci pelaku UKM untuk bertahan dari pandemi virus corona yaitu dengan menjual produknya lewat marketplace.

“BI mencatat penjualan di e-commerce meningkat 18 persen. Ini artinya ketika diterapkan social distancing, orang menghindari pertemuan kerumunan akhirnya penjualan online meningkat,” katanya pada diskusi online MarkPlus Government Roundtable, Senin (29/6).

Bahkan, Teten menyebut data dari Katadata menunjukkan penjualan online yang melonjak hingga dua kali lipat dari catatan BI yaitu 36 persen selama pandemi virus corona. Namun, ia tak merinci periode lonjakan penjualan yang dimaksudnya.

Ia bilang dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kegiatan belanja masyarakat beralih ke e-commerce. Oleh karena itu, Teten menyebut Kementeriannya akan membantu transisi pelaku UMKM yang masih belum memasarkan produknya lewat lapak online.

“Selain itu, UMKM yang bisa bertahan di tengah pandemi adalah UMKM yangg berhasil melakukan adaptasi bisnis dan inovasi produk,” katanya.

Lebih lanjut, Teten juga menyinggung target yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pemasaran produk UMKM di kancah internasional. Kepala Negara, katanya, menargetkan pertumbuhan double digit (dua kali lipat) dari pencapaian ekspor saat ini yaitu 14 persen.

“Pak Presiden meminta ekspor kita (UMKM) dua kali lipat dari sekarang, sekarang baru 14 persen. Dibandingkan negara tetangga kita masih kecil. Linkage (sinergi) dengan usaha besar masih rendah, UMKM yang terhubung dengan industri besar, datanya kurang dari 5 persen,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *