Rupiah Jatuh ke Rp14.225 Tertekan Gelombang Kedua Corona

Rupiah Jatuh ke Rp14.225 Tertekan Gelombang Kedua Corona

Nilai tukar rupiah bertengger di posisi Rp14.225 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin (29/6) pagi. Posisi tersebut melemah 0,04 persen dibandingkan perdagangan Jumat (26/6) sore di level Rp14.220 per dolar AS.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Pergerakan rupiah berbanding terbalik dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia yang terpantau menguat terhadap dolar AS.

Won Korea Selatan menguat 0,11 persen, peso Filipina menguat 0,23 persen, rupee India menguat 0,03 persen, yuan China menguat 0,01 persen, dan baht Thailand menguat 0,13 persen.

Sebaliknya, pelemahan terjadi pada mata uang yen Jepang melemah 0,03 persen, dolar Hong Kong melemah 0,03 persen, dolar Taiwan melemah 0,04 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,06 persen

Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif. poundsterling Inggris melemah 0,8 persen, dolar Australia melemah 0,13 persen, dolar Kanada menguat 0,20 persen, dan franc Swiss menguat 0,01 persen

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan rupiah mengalami pelemahan dan bergerak pada rentang Rp14.100-14.300 per dolar AS.

Pelemahan rupiah dipengaruhi oleh masih tingginya kasus positif covid-19 di Indonesia dan menyebabkan investor beralih ke aset yang lebih aman.

“Pagi ini kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah virus covid-19 yang terus meningkat dan second wave memberikan sentimen negatif ke aset berisiko,” ujarnya kepada.

Hal tersebut terlihat setidaknya dari peningkatan permintaan dolar AS serta menurunnya imbal hasil obligasi AA bertenor 10 tahun.

“Permintaan terhadap aset dolar AS sebagai aset aman terindikasi meningkat dengan penurunan tingkat imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang sekarang di level 0,63 persen,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *