94 Warga Rohingya di Aceh Utara Diizinkan Mendarat

94 Warga Rohingya di Aceh Utara Diizinkan Mendarat

Puluhan warga etnis Rohingya yang masuk kawasan Pantai Lancuk, Aceh Utara, dievakuasi ke daratan setelah ada koordinasi antara pemerintah daerah dengan badan PBB terkait penanganan pengungsi (UNHCR).

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Asisten II Pemerintah Aceh Utara Risawan Bentara mengatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak Imigrasi mengenai tempat penampungan para pengungsi di kawasan Peunteut, Lhokseumawe.

“Alhamdulillah hari ini sudah ada keputusan mereka (Rohingya) kita tampung, nanti di tempat imigrasi. Mudah-mudahan Kepala Imigrasi mengizinkan tempat itu,” kata Risawan, dikutip dari Antara, Kamis (25/6).

Dia menjelaskan para pengungsi tersebut lebih baik dibawa ke Peunteut, ketimbang ditempatkan mengungsi dalam tenda yang didirikan kawasan Pantai Lancuk.

Tempat penampungan milik Imigrasi tersebut hanya tinggal dibersihkan serta dipasang lampu penerang, dan sudah langsung dapat digunakan.

“Kalau ini bisa ditangani segera, karena tinggal dibersihkan, pasang lampu dan selesai. Bisa kita evakuasi lebih aman dari pada kita buat tenda di sini nanti kita khawatir berbaur dengan masyarakat di sini,” katanya.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, warga dibantu Basarnas menurunkan satu persatu warga Rohingya dari atas kapal ke bibir pantai Desa Lancok. Hal itu dilakukan karena situasi cuaca yang ekstrim ditambah hujan deras, membuat warga berinisiatif melakukan evakuasi secara mandiri.

Bahkan, warga sekitar juga mengumpulkan uang untuk membeli makanan bagi pengungsi Rohingya. Amran, warga Desa Lancok yang ikut mengevakuasi, mengatakan pihaknya sengaja menarik kapal Rohingya itu karena merasa iba.

“Kita merasa kasihan, apalagi di kapal itu banyak anak-anak. Situasi cuaca juga tidak bagus, kasihan mereka,” kata Amran.

Protection Associate of United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Oktina berterimakasih kepada warga Aceh dan Pemerintah setempat dalam membantu evakuasi 94 etnis Rohingya.

“UNHCR siap membantu pemerintah daerah untuk proses karantina (94 rohingya) dan segala macam keperluan lainnya,” kata dia, di sela-sela proses evakuasi warga Rohingya di Pantai Lancok, Aceh Utara.

Dalam situasi seperti itu, ia meyebut yang terpenting adalah keselamatan etnis Rohingya tersebut yang diketahui telah berbulan-bulan terombang-ambing di laut lepas.

“Yang penting mereka terselamatkan dulu, diberi bantuan air minum, makanan, karena mereka telah berbulan-bulan di laut,” ujarnya.

Menurut dia, UNHCR juga akan melakukan registrasi terhadap 94 warga etnis Rohingya tersebut. Pihak belum memiliki rencana untuk memindahkan mereka ke tempat pengungsian di Medan, Sumatera Utara.

“Belum ada rencana untuk itu (pindahkan ke Medan). Kita masih tetap berkoordinasi,. mudah-mudahan pemerintah daerah di sini akan mengambil keputusan, bagaimana pun kita mengikuti dari pemerintah daerah,” ujarnya.

Sebelumnya, para imigran itu tak diizinkan mendarat ke bibir Pantai Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara, demi mengantisipasi penularan Corona meski tetap dipenuhi kebutuhannya.

“Mereka terpaksa harus ditinggal di laut dan telah ada keputusan bersama mereka tidak akan dievakuasi ke daratan, karena Covid-19,” ujar Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Sumirating Baskoro, saat dikonfirmasi, Kamis (25/6).

Sebelumnya, tiga nelayan Aceh Utara menemukan kapal yang mengangkut 94 pengungsi Rohingya yang karam. Nelayan tersebut kemudian melakukan pertolongan dengan cara mengevakuasi mereka ke kapal milik nelayan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *