Kemhan Hati-hati Beli Alutsista Rusia Agar Tak Diboikot AS

Kemhan Hati-hati Beli Alutsista Rusia Agar Tak Diboikot AS

Kementerian Pertahanan menyatakan Indonesia tak bisa sembarangan membeli atau menerima hibah alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari negara lain, termasuk dari Rusia.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Juru Bicara Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut ada berbagai pertimbangan yang harus diperhitungkan ketika hendak membeli alutsista. Faktor geopolitik dan geostrategis jadi pertimbangan.

Dia mengatakan membeli alutsista tak sama dengan membeli mobil di sebuah dealer. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan menyangkut kerja sama Indonesia dengan negara lain.

Salah satunya, kata Dahnil, ketika Indonesia hendak membeli alutsista dari Rusia, banyak pertimbangan yang harus diperhitungkan. Indonesia harus berhati-hati ketika berniat membeli alat pertahanan dari negara pecahan Soviet itu. Sebab, kata Dahnil, Amerika bisa langsung memboikot Indonesia.

“Misalnya contoh sederhananya misal kita ingin membeli dari Rusia, itu juga harus hati-hati karena kita bisa di apa, bisa boikot oleh Amerika,” kata Dahnil dalam sebuah diskusi yang dilakukan secara daring, Kamis (18/6).

Dahnil mengatakan hal itu bisa terjadi lantaran ada faktor geopolitik yang harus diperhatikan. Meski begitu dia tak menjelaskan faktor apa yang bisa membuat Amerika memboikot Indonesia jika membeli alutsista dari Rusia.

Yang jelas, kata Dahnil, Indonesia sendiri kenyataannya memang membeli alutsista dari Amerika.

“Nanti juga di DPR akan dibicarakan tentang belanja anggaran Kemhan, TNI dan sebagainya ini,” kata dia.

Selain Amerika dan Rusia, kata Dahnil, Indonesia juga melakukan perbincangan dengan negara-negara lain terkait alutsista. Misalnya dengan Perancis, Korea Selatan, China dan beberapa negara produsen persenjataan.

“Yang jelas kita sangat hati-hati dan memperhatikan geopolitik,” katanya.

Terkait hibah, Dahnil mengaku Indonesia mendapat banyak tawaran. Bahkan dari Amerika yang diketahui baru-baru ini memberi hibah drone ke Malaysia. Tak hanya Amerika, China, Turki hingga Korea Selatan juga menawarkan hibah alutsista ke Indonesia.

“Pak Prabowo selama melakukan komunikasi dan kunjungan ke beberapa negara itu salah satunya tawaran-tawaran mereka adalah hibah-hibah alutsista,” kata dia.

Pada Desember 2019 lalu, Dahnil pernah menyatakan Indonesia tidak bisa diintervensi oleh negara manapun dalam mengambil keputusan terkait alutsista. Pernyataan itu merespons kabar ancaman dari sejumlah negara kepada Indonesia agar tidak membeli 11 jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia.

“Indonesia adalah negara berdaulat, tidak ada negara yang boleh mengancam dan mengintervensi keputusan penting terkait pertahanan Indonesia,” ujar Dahnil dalam pesan singkat, Rabu (18/12).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *