439 Pedagang Pasar Tradisional Terjangkit Corona

439 Pedagang Pasar Tradisional Terjangkit Corona

Sebanyak 439 pedagang pasar tradisional terjangkit virus corona (covid-19). Jumlah itu tersebar di 89 pasar di berbagai daerah di Indonesia.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Berdasarkan data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (10/6), sebanyak 27 di antaranya meninggal dunia.

Dari catatan Ikappi, pedagang yang positif corona terbanyak ada di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat, yaitu sebanyak 113 kasus. Tiga di antaranya bahkan meninggal dunia.

Disusul Surabaya, Jawa Timur, sedikitnya 62 kasus, dengan total orang meninggal ialah enam pedagang pasar yang tersebar di Pasar Simo I, Pasar Jojoran I, Pasar PPI, dan Pasar Keputran.

Sementara, dari Jakarta, terdapat 37 kasus pedagang yang positf terjangkit virus corona, dengan jumlah orang meninggal nihil.

Di luar Jawa, Ikappi mencatat kasus pedagang pasar tradisional terinfeksi banyak terjadi di Papua, Sulawesi selatan, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Riau, hingga Sumatera Selatan.

Menurut Ketua Bidang Infokom Ikappi Reynaldi Sarijowan, di pasar tradisional, penerapan protokol kesehatan kurang berjalan karena minimnya perhatian dalam bentuk sosialisasi dan bantuan alat pelindung diri (APD).

Oleh karena itu, ia menilai perlu ada perhatian serius dari pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan di pasar tradisional, mengingat pasar sebagai sumber ekonomi dan kebutuhan pokok masyarakat.

Caranya, sosialisasi protokol kesehatan, imbauan kesadaran melaksanakan protokol kesehatan, dan program bantuan APD, termasuk hand sanitizer, dan penyemprotan disinfektan.

“Jika penerapan protokol kesehatan di pasar berjalan baik, maka aktivitas jual beli akan tetap menjadi pilihan masyarakat tanpa harus takut penyebaran covid-19,” imbuh dia.

Namun, apabila protokol kesehatan gagal diterapkan, ia khawatir budaya belanja di pasar tradisional akan bergeser dengan cara atau sistem yang lain.

Ikappi sendiri telah menyebar panduan singkat protokol bagi pengelola dan pedagang agar bisa dengan cepat dan mudah dipahami. Di antaranya agar pengelola pasar mengatur ulang jarak lapak antar pedagang satu dengan yang lain.

Kemudian, pengelola pasar melakukan tes suhu kepada pengunjung sebelum masuk pasar. Pengelola pasar atau pedagang harus mempersiapkan sekat plastik antar pedagang dan pembeli untuk keamanan bersama.

Pedagang dan pembeli juga wajib memakai masker di lingkungan pasar sekaligus selalu menjaga jarak dengan pembeli minimal 1 meter.

“Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan setelah melakukan transaksi dan interaksi. Pengelola pasar juga harus mempersiapkan tempat pencuci tangan di masing-masing blok pasar sekaligus penyemprotan disinfektan,” jelasnya.

“Kami telah melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah di beberapa provinsi, dan beberapa daerah telah menjalani rapid test atau swab di pasar,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *