Tak Ada Bukti Manfaat Hydroxychloroquine pada Corona

Tak Ada Bukti Manfaat Hydroxychloroquine pada Corona

Perdebatan mengenai obat malaria hydroxychloroquine untuk pasien infeksi Covid-19 terus berlanjut. Tim Peneliti University of Oxford di Inggris menyebut hydroxychloroquine tak bermanfaat untuk pasien Covid-19.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Hydroxychloroquine tak lagi masuk dalam penelitian besar bertajuk Recovery Trial yang dilakukan oleh University of Oxford. Penelitian pengujian obat-obatan untuk Covid-19 ini melibatkan 11 ribu pasien di 175 rumah sakit di Inggris.

Selain hydroxychloroquine, studi ini juga menguji coba Lopinavir-Ritonavir, Dexamethasone, dan Azithromycin.

“Kami meninjau data dan menyimpulkan bahwa tidak ada bukti efek menguntungkan dari hydroxychloroquine pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19,” kata peneliti dari University of Oxford, Martin Landray dikutip dari CNN.

Hasil ini didapat setelah peneliti memberikan obat malaria hydroxychloroquine pada 1.542 pasien yang dipilih secara acak. Sebanyak 3.132 pasien lain menerima pengobatan standar sebagai pembanding.

Setelah pemberian obat selama 28 hari, sebanyak 25,7 persen pasien yang menerima hydroxychloroquine meninggal dunia. Persentase ini lebih banyak dibanding 23,5 persen pasien yang meninggal dunia saat menerima perawatan bisa.

“Ini tidak signifikan secara statistik, tetapi seperti yang Anda lihat dari angka-angka, hasil itu menunjukkan bahwa benar-benar tidak ada bukti manfaat [dari hydroxychloroquine],” kata Landray.

Peneliti menyimpulkan bahwa perawatan hydroxychloroquine tidak mengurangi risiko kematian karena Covid-19.

“Ini jelas memiliki arti penting yang signifikan terhadap cara pasien dirawat tidak hanya di Inggris, tetapi di seluruh dunia,” ucap Landray.

Peneliti menyatakan sudah memberitahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai hasil dan keputusan uji coba hydroxychloroquine.

“Kami sudah berbicara di telepon pagi ini dengan WHO. Mereka akan mengadakan rapat komite mereka untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka berdasarkan hasil hari ini,” kata salah satu peneliti peneliti Peter Horby.

Uji coba hydroxychloroquine menuai perdebatan beberapa waktu terakhir. Pekan lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat menghentikan uji coba obat ini terkait dengan keamanan obat.

Petugas menunjukkan obat Chloroquine yang akan diserahkan kepada RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, Sabtu (21/3/2020). Kementerian BUMN menyerahkan sebanyak 1.000 butir Chloroquine kepada RSPI Sulianti Saroso sebagai simbol bahwa pemerintah bergerak untuk menangani penyebaran virus corona (COVID-19).

Namun, pada Rabu (3/6), WHO mengumumkan melanjutkan kembali uji coba hydroxychloroquine sebagai obat yang potensial untuk Covid-19.

Sementara itu di Indonesia, sejumlah perhimpunan dokter memberikan rekomendasi penggunaan hydroxychloroquine atau klorokuin fosfat untuk pasien Covid-19.

Menurut perhimpunan dokter, berdasarkan penelitian yang sedang dilakukan di seluruh Indonesia, penggunaan hydroxychloroquine tidak berkaitan dengan peningkatan kematian atau efek samping termasuk aritmia fatal.

Penelitian ini masih terus dikerjakan untuk mendapatkan data yang valid tentang efektifitas penggunaan hydroxychloroquine untuk pasien Covid-19 di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *