Presiden Maduro Tuduh Oposisi Merancang Kudeta di Venezuela

Presiden Maduro Tuduh Oposisi Merancang Kudeta di Venezuela

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menuduh pemimpin oposisi, Juan Guaido, yang merancang rencana penyerbuan ke negaranya dengan melibatkan tentara bayaran.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Seperti dilansir AFP pada Rabu (13/5), Maduro menuduh Guaido bertemu dengan mantan anggota pasukan khusus Angkatan Darat AS di Gedung Putih untuk merencanakan penyerbuan yang berhasil dipatahkan.

Maduro mengklaim pertemuan itu terjadi ketika Guaido yang didukung oleh AS dan sekitar lima puluh negara lain mengunjungi Presiden Donald Trump di Washington pada Februari lalu.

“Di Gedung Putih pada 4 Februari 2020, Juan Guaido bertemu dengan Jordan Goudreau,” kata Maduro.

Maduro menuduh Goudreau adalah mantan anggota pasukan khusus yang mengorganisir dan melatih tentara bayaran untuk menyerbu Venezuela.

Menurut Maduro, pertemuan itu terjadi atas perintah Donald Trump untuk membuat rencana serangan. Dia mengatakan, akan sangat mudah memverifikasi kehadiran Goudreau di Gedung Putih antara 2019 dan 2020, serta di ruang mana dia bertemu dengan Guaido.

Gedung Putih belum menanggapi permintaan komentar AFP terkait tuduhan Maduro.

Menteri Komunikasi Venezuela, Jorge Rodriguez, mengatakan pada Selasa lalu bahwa pada pertemuan itu Goudreau ditunjuk memimpin tentara bayaran untuk menyerbu di sepanjang pantai utara Venezuela. Aksi itu digagalkan antara 3 dan 4 Mei.

Tuduhan itu didasarkan pada sebuah rekaman video pengakuan seorang kapten tentara bayaran tersebut yang saat ini ditahan. Dia membeberkan soal pertemuan yang seharusnya terjadi di Gedung Putih.

Maduro mengklaim Guaido menandatangani kontrak dengan Slivercorp USA, sebuah perusahaan keamanan dan pertahanan swasta yang didirikan oleh Goudreau, untuk melaksanakan kudeta tersebut dengan cara menangkap dan menahan Maduro, penahanan, kemudian mengangkat Guaido menjadi pemimpin Venezuela.

Guaido menyebut kontrak itu keliru dan mengatakan pemerintah Venezuela sedang mencari alasan untuk menangkapnya.

Trump membantah bahwa AS terlibat.

“Jika saya ingin pergi ke Venezuela, saya tidak akan merahasiakannya,” kata Trump.

Wakil Pemimpin Partai Sosialis Venezuela, Diosdado Cabello, mengatakan aparat keamanan setempat menahan 52 tentara bayaran dalam operasi itu, termasuk pensiunan militer AS, Luke Alexander Denman dan Airan Berry, yang saat ini dijerat dengan sangkaan terorisme.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *