Eka Santosa Kritisi Penanggulangan Pandemi Corona di Jabar

Eka Santosa Kritisi Penanggulangan Pandemi Corona di Jabar
v

Eka Santosa, Ketua umum DPP Gerakan Hejo ditemui di kediamannya (14/5/2020) di Kawasan Ekowisata dan Budaya Alam Santosa, Pasir Impun, Cimenyan Kabupaten Bandung, seperti biasa melontarkan beberapa hasil pengamatan dan pemikiran tentang situasi terakhir di Jawa Barat, khususnya terkait fenomena wabah Covid-19 dan kondisi lingkungan sebagai kepedulian utamanya selepas berkiprah sebagai Ketua DPRD Jabar (1999 – 2004), dan DPR RI (2004 – 2009) serta setelahnya memimpin partai di Tanah Pasundan Jabar.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Menyinggung persoalan masih mewabahnya pandemi Covid-19 yang tercatat di tingkat nasional hingga kini sudah masuk angka 16.000 orang yang terjangki COVID-19, sayangnya menurut Eka Santosa di Jabar dan daerah lainnya, isunya masih tak beranjak dari:

”Persoalan seputar sembako atau bantuan tunai, sayangnya sering salah sasaran pula. Amati saja, silang-sengkarut ini mendominasi di lapangan. Dugaan kuat, salah satunya karena penggunaan data penerima bantuan tidak up date, malah katanya memakai data tahun 2014-an. Terang saja, pasti saja banyak bermasalah.”  

 “Orang yang sudah meninggal, malah masih terdaftar dapat bantuan. Yang benar-benar masih hidup, justru tak kebagian, dengan argumen yang tak masuk akal. Ini banyak saya dapat laporan dari pelosok Jabar.”

Dalam konteks lain, persoalan penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Jabar khususnya hingga taggal 19 Mei 2020, menurutnya masih mengandung banyak masalah di lapangan. Lalu, kontroversi pelarangan mudik, menurut Eka Santosa harus segera dibenahi.  

Sasaran lain Kritik Eka di antaranya pada kinerja BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), menurutnya di lapangan seperti setengah hati bergerak. Akibatnya, BNPB yang seharusnya berperan strategis dalam konteks fenomena pandemi Covid-19, kini terkesan tersendat dan tumpang tindih:”Rantai komando pemerintah pusat dan daerah seperti tak serasi. Contohnya, soal pelarangan mudik itu, ujarnya.  

Menyinggung soal inovasi mesin pemusnah sampah merek Stungta, hasil kolaborasi Gerakan Hejo & Hejo Tekno yang dibuktikan telah meraih tanda  SNI dari Badan Standarisasi Nasional (BSN), yang digarap sejak dua tahun lalu, menurutnya:

“Peran Stungta yang mampu memusnahkan sampah dengan konsep smoke less dan ramah lingkungan, khusus untuk limbah medis terkait Covid – 19 di banyak rumah sakit, seharusnya bisa berperan banyak. Bayangkan, bila limbah medis ini tak digarap serius, bahayanya bisa berlipat-lipat untuk kesehatan dan lingkungan,” pungkasnya sambil memungkas – “Beberapa pimpinan daerah saat ini sedang menggadang-gadang untuk memakai Stungta untuk mengatasi masalah sampah. Mereka banyak malah mengontak ke Pindad, karena sedang diproduksi missal di sana.” (HS/MG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *